Chen
adalah seorang remaja pria yang tinggal di Hawai. Gak seperti orang
normal, ia hanya mempunyai tangan kiri. Tangan kanannya gak ada sejak
lahir. Karena keadaannya yang cacat itu banyak remaja pria lain yang
mengejek dan sering mengolok-oloknya, bahkan ada yang suka memukul dan
mendorong kepalanya.
Suatu hari, saat pulang sekolah ia
diejek dan digoda beberapa remaja pria, peristiwa itu menarik perhatian
seorang tua yang kebetulan lewat. Pria tua itu kemudian mengusir semua
remaja yang menghina Chen, ia merasa kasihan pada Chen, kemudian ia
berkata, “Aku akan mengajarimu Judo supaya tidak ada yang berani
mengganggumu lagi.” Chen bingung juga karena ia hanya mempunyai satu
tangan, bagaimana mungkin bisa mempelajari Judo. Pria tua itu akhirnya
mampu meyakinkan Chen bahwa ia mempunyai jurus judo khusus untuk orang
bertangan satu. Akhirnya Chen setuju untuk belajar Judo dari orang tua
tersebut dan mulai keesokan harinya sepulang sekolah, ia pergi ke rumah
orang tua tersebut untuk belajar Judo.
Orang tua tersebut mengajari Chen sebuah
jurus yang ternyata sangat sulit dikuasai, sampai beberapa bulan pun
Chen masih belum menguasainya dengan baik. Sampai akhirnya memasuki
bulan ke enam barulah Chen mampu menguasainya dengan lumayan baik, Chen
sangat gembira dan ia meminta kepada orang tua itu untuk mengajarinya
jurus lainnya. Orang tua tersebut menggelengkan kepalanya dan berkata
“Kamu sudah bisa menguasai jurus itu? Bagus, kalau begitu lakukan jurus
tersebut dengan LEBIH CEPAT dan LEBIH BAIK“.
Chen terus belajar dengan tekun dan akhirnya ia bisa menguasai jurus itu dengan semakin baik, tapi ia bosan juga, pikirnya kok jurus itu-itu aja sih, kapan nih
belajar jurus lainnya? Akhirnya ia berkata “Guru, saya sudah menguasai
jurus itu dengan baik, ajarkan dong jurus yang lain”. Orang tua yang
merupakan gurunya tersebut berkata “Kamu merasa sudah menguasai dengan
baik? Baiklah kalau begitu 3 bulan lagi kamu ikut pertandingan”. Chen
merasa ragu, bagaimana mungkin ia yang bertangan satu harus bertanding
melawan musuh yang bertangan dua dalam suatu pertandingan? Tapi ia
berpikir tidak ada salahnya dicoba, dalam pemikiran Chen dalam 3 bulan
ini pasti gurunya mengajarkan jurus-jurus baru untuk menghadapi
pertandingan.
Seminggu, dua minggu, sebulan berlatih,
Chen makin heran, gurunya tidak mengajarkan jurus baru sama sekali, ia
hanya disuruh belajar menguasai jurus tunggal itu dengan gerakan yang
semakin cepat dan semakin baik. Akhirnya Chen tidak sabar dan protes
“Guru, mengapa guru tidak mengajarkan jurus baru apapun kepada ku, masa
aku harus bertanding dengan SATU TANGAN dan SATU JURUS saja”. Gurunya
tetap tidak mengajarkan jurus baru apapun sampai 3 bulan waktu berlalu
dan tiba saatnya bertanding.
Chen mengawali pertandingan penyisihan
pertama dengan gugup, tapi karena latihannya sudah sangat matang,
akhirnya ia bisa menang juga. Pertandingan kedua dan ketiga ia menangkan
juga dengan jurus yang sama. Sampai tiba saatnya ia ke semi
final. Chen sangat gugup, katanya “Guru, cepat ajarkan aku jurus yang
baru. Aku sudah menang 3 kali menggunakan 1 jurus yang sama, musuh pasti
sudah bisa membaca jurusku, musuhku kali ini sang juara bertahan, ia
sangat hebat, cepat guru, ajarkan aku”. Sang guru dengan tenang berkata
“Yakin saja, Kamu pasti menang”. Chen semakin gugup, sampai akhirnya
tiba saat pertandingan. Sang lawan memang sangat hebat, berkali-kali ia
dapat menghindari kuncian jurus Chen, tapi akhirnya sampai suatu saat ia
sedikit lengah dan Chen dapat memanfaatkan kesempatan yang hanya
sepersekian detik itu untuk memasukkan jurus satu-satunya yang ia
miliki. Chen menang lagi!
Saat finalpun tiba. Chen mempunyai
kepercayaan diri yang sudah membubung tinggi, lawannya malah sudah keder
duluan, akhirnya ia bisa mengalahkan lawannya dengan mudah dan Chen
menjadi juara!! Ya, hanya dengan SATU TANGAN dan SATU JURUS, ia bisa
mengalahkan lawan-lawannya yang punya tangan normal dan beragam jurus.
Chen kemudian pulang ke rumah dan
berpesta dengan keluarga dan teman-temannya. Kemudian ia menjumpai
gurunya dan pergi berjalan-jalan dengan gurunya itu. Sambil berjalan
mereka membahas kemenangan Chen. Chen merasa penasaran dan bertanya pada
gurunya “Guru, bagaimana aku bisa menang melawan mereka yang normal
dengan satu jurus saja? Rasanya sungguh tidak masuk akal”. Gurunya
menjawab “Karena engkau mempunyai tekad baja, kemauan yang kuat, dan
satu lagi, jurus yang kuajarkan itu adalah jurus yang sangat sulit
diantisipasi dan sangat sulit menguasainya, satu-satunya cara untuk
melepaskan diri dari kuncian itu adalah dengan MENGUNCI BALIK TANGAN
KANAN MU“ — (???)
Nah, hikmah yang bisa diambil dari kisah
inspirasi di atas, ya, Sob... bahwa sesuatu yang dipikir banyak orang
sebagai kelemahan, dapat dimanfaatkan menjadi sebuah keunggulan yang
nyata.
Dalam dunia nyata misalnya, gak
diperlukan banyak jurus/pekerjaan untuk menang/sukses. Kuasailah satu
bidang sehingga kita anda benar-benar menjadi sangat ahli di bidang
tersebut. Satu bidang yang kita kuasai dengan sangat baik sudah cukup
untuk membuat hidup kita layak (menang). Kalau kita gak bisa menang di
suatu bidang yang umum maka buatlah KATEGORI/JURUS sendiri dimana
kitalah yang menjadi NOMOR SATU di kategori tersebut. SETUJUUUU?! ^___^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar