Minggu, 23 Maret 2014

Emaridial Ulza: “Kertas Lusuh kakekku Membawaku ke Russia”

Bismillah..Perkenalkan nama saya Emaridial Ulza, anak kampung yang berada di perbatasan Provinsi jambi dengan Sumatera Barat (Kabupaten Kerinci). Saya adalah seorang pemimpi yang luar biasa kawan, setelah didiagnosis orang GAGAL.heh. Entahlah kawan. Saya tidak tahu kenapa gagal selalu datang dalam hidup saya seakan tidak ingin pergi di dalam hidup saya, sedih memang, tapi itulah kenyataanya kawan….

 Saya sangat memimpikan seperti sahabat-sahabat yang sudah mendapatkan beasiswa keluar negeri, Mereka adalah orang-orang yang luar biasa, masih ingat ketika itu saya membaca kisah hidup sahabat kita dari tukang parkir bisa kuliah ke Amerika, Guru sekaligus motivator mas Taufik Efendi peraih 8 beasiswa meskipun beliau mempunyai kekurangan,banyak lagi lainnya yang tidak bisa saya sebut satu persatu. Namun pada intinya kawan, dari sanalah saya membulatkan tekad .. saya harus SEPERTI MEREKA.

Biarkan saya sedikit menceritakan kisah hidup kegagalan saya kawan sebelum saya menginjakan kaki ke Negeri Beruang Putih ini. Ketika itu , saya adalah anak-anak remaja SMP seperti biasanya kawan , bermain, pacaran, dan tambahannya kalau di kampung . Kami pergi ke ladang (lahan bercocok tanam petani) untuk mencari uang tambahan dan juga terkadang bermain, makan di bawah pohon-pohon yang rindang. Kawan.., mengenai keluarga saya, saya adalah anak kedua dari dua bersaudara . Ayah saya sudah meninggal ketika saya masih kecil ,bahkan saya tidak pernah tahu dan belum merasakan melihat beliau (saya hanya melihat beliau melalui foto) . Walaupun seperti itu kawan, saya bangga dan bahagia mempunyai Ibu yang sangat luar biasa dalam hidup saya, kakak saya, kakek, nenek, dll.

Keluarga saya sangat memanjakan saya apalagi kakek saya, apapun yang saya inginkan selalu dikabulkan walaupun itu harus menjual barang kesayangan beliau, maka dari itulah saya sangat dekat dengan kakek saya. Kakek saya sama sekali tidak pernah memarahi saya, saya selalu dibela jika ada yang memarahi saya, kawan.. Kakek saya adalah Kepala Desa Teladan di kabupaten saya, pada zaman Orde baru, Kakek saya juga merupakan orang pertama di kampung halaman saya yang menginjakan kaki di JAKARTA, dan orang pertama di kabupaten saya yang berjabat tangan dengan Presiden Soeharto ketika itu (kakek saya diundang ke Istana Negara atas prestasinya). 

Beliau selalu menceritakan kepada saya tentang sebuah mimpi Kawan.. Mimpi yang bagi orang kampung saya akan dikatakan seperti orang gila. Kenapa tidak, kakek saya selalu menanamkan dalam pikiran saya hal yang tidak akan pernah mungkin saya lupakan. “Suatu saat pergi lah keluar negeri Ulza. Tuntutlah ilmu di sana,nah di kertas ini tulislah mimpi mu. Jadilah orang yang membangkitkan batang terapung di keluarga ini dan biarkanlah Allah yang menjadi saksinya”. Maka di hari bersejarah itu, saya tuliskan mimpi – mimpi saya di sebuah kertas lusuh pemberian kakek saya kawan.. Ada 150 mimpi yang saya tulis, diantaranya , kuliah keluar negeri, bekerja di televisi, penulis buku ,dan menjadi ketua Osis. Ketika itu kawan, saya tidak terlalu serius, hanya ingin membahagiakan kakek saya saja, kertas itu saya simpan dan tersusun rapi di lemari saya karena sebuah nama yang namanya waktu.

Mengenai ibu saya kawan.., beliau adalah wanita terkuat yang pernah saya tahu di atas dunia ini kawan. Beliau hanya lah seorang wanita tamatan sekolah menengah pertama bahkan dikatakan belum sempat tamat kawan, hanya sebatas kelas dua . Karena ketika itu beliau dinikahkan oleh kakek saya (dulu tradisi di kampung saya wanita tidak penting sekolah, cukup hanya Sekolah Dasar mereka sudah dicarikan suami). Namun jangan salah kawan, kalau masalah hitung-menghitung beliau adalah jagonya. Wajar saja karena kami memang mempunyai warung kecil-kecilan warisan kakek saya ketika ayah saya meninggal. Dan semenjak ayah saya meninggal, sudah banyak orang yang datang bermaksud untuk menikahi ibu saya. Namun beliau selalu menolak. Entah kenapa dan beliau selalu tersenyum jika selalu saya tanyakan kenapa ibu menolak?. 

Ibu saya adalah orang yang sangat “cuek” tidak terlalu memusingkan sesuatu, namun sangat cekatan dalam mengurus segala sesuatu yang namanya masyarakat, darah ini turun dari kakek saya. Bahkan saya melihat, beliau cuek dengan anaknya, dan sangat perhatian dengan masyakarat, terutama majelis taklim yang beliau ikuti. Karena beliau sekretaris yang tidak pernah diganti dari tahun ke tahun , entah kenapa, ini juga sampai sekarang saya tidak tahu. Namun dibalik teka –teki itu semua, saya tahu cinta beliau kepada kami sangatlah besar. Terbukti beliau berhasil menyekolahkan kedua anaknya sampai sarjana.

Kawan, hari demi hari  di saat saya memasuki kelas 3 SMP saya terpilih menjadi ketua OSIS sekaligus ketua kelas 3B serta juga memecahkan rekor saya berturut dari kelas 1 SD – 3 SMP selalu ditunjuk menjadi Ketua Kelas. Namun dari sinilah awal cerita sebuah kegagalan Kawan. Ketika itu kawan, persiapan Ujian Akhir Nasional, saya dengan percaya dirinya mengisi lembaran jawaban Ujian Akhir Nasional dan selalu orang pertama selama 3 hari ujian yang cepat selesai. Soal –soal ketika itu saya anggap gampang, (maklum saja saya selalu memasuki 5 besar dari SD – SMP). Setelah mengikuti ujian, dan satu bulan berikutnya nomor kami keluar, dan semua dinyatakan Lulus. Namun Kawan, nilai saya paling buruk dari semua peserta ujian di sekolah saya. Betapa malunya saya kawan.  Kenapa tidak, seorang Ketua OSIS dan peringkat 5 besar menjadi “juru kunci”. 

Dan parahnya lagi mimpi saya untuk melanjutkan sekolah di kota terancam pupus mengingat standar nilai yang diterima di sekolah tersebut. Jangankan untuk diterima di sekolah kota, di kampung saja belum tentu dinyatakan lulus. Benar saja Kawan, saya dinyatakan tidak diterima di SMA 1 Air-Hangat di kampung saya. Hancur, dan hampir gila ketika itu. Bagaimana mungkin bisa kuliah ke luar negeri , sekolah di kampung saja tidak lulus, terlebih lagi teman-teman dan masyarakat yang selalu memberikan sendiran.. “ehh.. katanya mau kuliah ke luar negeri, jangan mimpi tinggi-tinggilah..cagi gilo (nanti bisa gila)”.

Dalam batin saya menangis dan hampir satu bulan saya malu untuk keluar rumah. Lagi-lagi kakek saya ini bak seorang malaikat, memberikan semangat kepada saya kawan. Ketika itu kakek saya sengaja membawa saya ke lading. Beliau sengaja menenangkan diri saya ketika itu. ”Biarlah orang mengatakan kamu seperti itu, tapi bagi Kakek kamu tetaplah orang yang terbaik, ambil hikmah dari semua ini, dan jangan berhenti untuk mengejar mimpimu nak. Buktikan saja dengan tindakan, bukan dengan kata-kata, suatu saat insyaallah mereka akan mengerti dan memahami, Nyanten (panggilan kakek di kampung saya) selalu mendo’akan, karena kehendak Allah itu pasti, dan tidak akan ada yang mampu menghalanginya, jika saja gunung hendak Allah pindahkan, maka gunung itu akan berpindah. Niatkan saja, bulatkan tekadmu, insyallah akan menjadi nyata”. 

Kata-kata itu selalu saya ingat sampai dengan sekarang kawan. Saya memberanikan diri untuk bergaul dengan teman-teman satu angkatan saya yang memang sudah mulai menikmati masa SMA nya. Banyak ejek-ejekan dari teman –teman saya. “Katanya mau kuliah keluar negeri, SMA saja kamu tidak lulus”. Ada rasa marah, iri, dan rasa sedih kawan ketika itu, namun saya mencoba menerima dengan lapang dada. Karena memang ketika itu tidak ada jawaban yang bisa saya berikan. Saya diterima di sekolah SMA kampung saya dengan membeli bangku sekolah (istilah lain dari sogokan yang diminta SMA saya ketika itu, mengingat kelas yang tidak ada lagi dan bangku sekolah yang tidak cukup). Inilah Kegagalan pertama saya Kawan.

Berjalannya waktu, saya sudah menikmati masa sekolah yang indah di SMA, saya mendapatkan banyak teman baru , pengalaman baru dan hal-hal baru yang indah di masa itu. Namun pada akhirnya kawan, sebagai seorang yang masih dalam masa pubertas , saya terlena dengan semua yang di masa sekolah itu. Saya gagal masuk 10 besar dari 30 orang dalam satu kelas, malahan yang ada saya berada di peringkat 22 dari 30 siswa dalam satu kelas. Saya terlena dengan kegiatan organisasi (walaupun saya gagal menjadi ketua OSIS SMA) saya berhasil menjadi Ketua Palang Merah Remaja (PMR) se-kabupaten Kerinci, saya terlena setelah mengenal wanita cantik yang sudah merubah seluruh hidup saya, melawan orang tua, menghabiskan banyak uang dengan meminta ,dan terkadang saya juga mencuri uang kakek saya . Ini adalah masa-masa tersulit dan masa yang tidak pernah saya lupakan kawan.

Allah memang Maha Luar Biasa kawan.. saya kembali ditegur dengan sebuah kegagalan, saya gagal lulus masuk universitas , ketika itu ada dua universitas besar incaran saya yakni IPB dan UNPAD.  Kedua-duanya saya dinyatakan tidak lulus, sedih memang kawan, namun apa mau dikata karena memang itulah kenyataannya ketika itu. Dan pada akhirnya saya hanya berhasil menembus universitas negeri lainnya dengan jurusan yang tidak saya sukai dan masih asing bagi saya yakni Ekonomi. Memang seperti itulah dasarnya kawan, karena memang di kampung saya sekolah (kuliah) keguruan adalah jurusan favorit dan menjadi kebanggan sendiri untuk keluarga jika anaknya kuliah di Fakultas Keguruan karena nantinya mereka bisa menjadi PNS (Pegawai Negeri Sipil Pemerintah) termasuk Ibu saya ketika itu.

Namun satu kali lagi kakek kebanggaan saya ini meyakinkan diri saya. Beliau mengajak berkumpul satu keluarga, kakak saya, ibu saya, dan nenek saya. Ketika itu adalah momen yang tidak pernah akan saya lupakan “Semua jurusan itu bagus,tergantung dari kita bagaimana untuk menyikapinya, ini adalah pilihan Allah yang harus kita dukung, biarlah ia kuliah dengan jurusan ini, mari kita do’akan bersama bahwa ini yang terbaik, masalah uang kuliahnya insyaallah ada jalan”, ujar kakek saya. Maka kami berdo’a bersama. 

Besoknya sebelum berangkat ke Kota Jambi, universitas tujuan saya kuliah. Kakek saya menyampaikan pesan khusus kepada saya, “Kamu adalah harapan satu-satunya di keluarga ini yang diharapkan bisa membawa manfaat buat orang banyak, ibumu memang tamatan SMP. Maka kamu harus buktikan bahwa anaknya bisa menjadi sarjana,janganlah kecewakan keluarga dan orang banyak , buktikanlah pilihan Allah ini adalah yang terbaik, buktikan kepada semua orang dengan bukti yang nyata. Berusahalah di atas rata-rata, jangan pernah ragu Nak. Wujudkan lah mimpi-mimpi itu, yang sudah pernah kita tulis bersama .” Pesan itu sungguh luar biasa kawan, air mata tidak terasa terjatuh di atas tangan saya yang mengenggam kertas lusuh mimpi itu kawan. Dan saat itulah kawan, saya membulatkan tekad, akan mulai mewujudkan mimpi-mimpi di kertas lusuh itu.

Hari demi hari di Universitas Jambi, saya berhasil mencoret satu persatu mimpi saya kawan walaupun disertai dengan kegagalan namun itu akan menjadi indah pada waktunya. Pada semester satu IPK saya hanya 3.00 , dan semester berikutnya, IPK saya tembus pada angka 3.90. Yang tadinya saya masih dikirim uang kuliah oleh ibu saya, tepat pada semester 4 saya berhasil mencoret mimpi saya yang berikutnya yakni membiayai kuliah sendiri dengan bekerja di salah satu televisi lokal di Jambi, menjadi seorang presenter. Sebelum bekerja di televisi , saya pernah berjualan sayur untuk membiayai kuliah saya, karena memang ibu saya mengirim uang pas-pasan untuk biaya hidup saya. Namun disaat saya mulai sibuk untuk mewujudkan mimpi-mimpi saya, saya terpukul dengan kematian kakek saya. Beliau tidak sempat menyaksikan saya berada di layar televisi, beliau tidak sempat menyaksikan saya sebagai mahasiswa lulusan tercepat dengan Indek Prestasi cum laude.

Saya terpukul tidak bisa mendengar suara terakhir kakek saya sebelum menghembuskan napas terakhir. Namun saya yakin disaat saya berada di bangku paling depan wisuda dan maju ke depan, kakek saya melihat dengan nyata bahwa “Kamu berhasil nak “. Saya membayangkan kakek saya berada di deretan bangku orang tua bersama Ibu saya, bahwa mimpi yang pernah kita tuliskan bersama sudah terwujud satu persatu.

Akhirnya tibalah saya pada mimpi saya berikutnya kawan, saya memandangi kertas lusuh itu, terbayang jelas wajah serius kakek saya ketika kami merancang mimpi-mimpi itu,salah satunya yakni kuliah (belajar) keluar negeri. Saya bingung kawan, salah satu syarat untuk kuliah ke luar negeri, dosen saya mengatakan kita harus mampu bahasa inggris. Saya, jangankan mampu, dengar nama bahasa inggris saja saya bisa stress. Namun karena semangat mimpi di kertas lusuh itu, saya mencari banyak informasi tentang beasiswa ke luar negeri di sela pekerjaan saya, mulai dari menanyakan kepada senior-senior yang sudah pernah belajar di sana, mengikuti pameran pendidikan, dan mencari di internet  Dari semua informasi yang saya dapat, bahasa Inggris mutlak untuk diketahui jika ingin kuliah ke luar negeri.

Hari demi hari terlena dengan informasi, saya mendapatkan informasi beasiswa pertukaran pelajar dari Kementerian Pemuda dan Olah Raga. Saya memberanikan diri untuk ikut, saya berpikir dulu, sebelum saya mengikuti test beasiswa yang sesungguhnya ada baiknya saya mencari pengalaman. Dengan tekad dan semangat tanpa bekal, saya akan menaklukkan beasiswa ini. Namun kawan, beasiswa ini mensyaratkan TOEFL 450. Bagi saya, ini sangat berat kawan, karena pada saat saya mengikuti test TOEFL pertama untuk syarat sidang skripsi, TOEFL saya hanya 390. 

Namun karena sudah terlanjur berada di ruangan untuk test tertulis bahasa Inggris dan nantinya tulisan tersebut harus dipresentasikan di depan dewan juri , maka saya pasrah dan memikirkan cara lain,bagaimana menyampaikan hasil persentasi dengan bahasa Indonesia. Ketika giliran saya , juri dengan wajah yang agak kurang mengenakan menanyakan saya dalam bahasa Inggris, dan jujur saya tidak mengerti sama sekali, dan dengan nada yang agak keras juri itu mengatakan, “Disini bukan tempat orang bodoh pak, kita mencari pemuda-pemuda berbakat, maaf , anda bisa datang lain kali” . Saya sadar kemampuan saya, dan saya berusaha untuk tenang ketika itu, maka saya lontarkan sebuah kata ajaib ketika itu, “Terima kasih atas motivasi ini ibu, saya berjanji pada diri saya sendiri dengan disaksikan oleh Allah dan ibu – dewan juri disini, satu tahun ke depan saya sudah berada di luar negeri”.

Dengan langkah mantap dan menahan sesak di dada, saya pulang dengan misi baru . Satu tahun ini harus belajar keluar negeri. Hari demi hari, saya memutuskan berhenti bekerja, dan fokus dengan mimpi saya, banyak sekali ejekan dari teman-teman, keluarga, ketika saya memutuskan untuk berhenti bekerja. Mereka mengatakan terlalu naïf saya dengan mimpi itu, orang kampung seperti saya tidak akan mampu dan tidak akan mungkin kuliah keluar negeri, untuk kuliah di Kota Jambi saja sudah susah, apalagi keluar negeri. Hati saya benar-benar bergejolak ketika itu kawan, namun saya terlalu teringat kata-kata kakek saya tentang mimpi –mimpi yang kami rancang itu, akhirnya saya membulatkan tekad keluar dan mengasingkan diri lebih kurang 5 bulan. Saya memutuskan meninggalkan jambi, tidak buka FB, Twitter, dan media sosial lainnya, saya hanya berhubungan dengan ibu saya dan keluarga, saya memutuskan berangkat ke Kampung Inggris, Pare, Kediri,  Jawa Timur.

Berkat Allah, do’a ibu saya, kerja keras saya, keyakinan, setelah belajar dari Kampung Inggris, saya mengikuti test TOEFL IBT . Saya berhasil mendapat skor 115. Dan kemudian saya mendaftar beberapa beasiswa dan berhasil mendapatkannya, salah satunya beasiswa kampus dari International Islamic University Malaysia Jurusan Master of Science in Marketing , beasiswa dari Nilai University Malaysia jurusan Master of Business Administration (Beasiswa ini dari pemerintah Provinsi Jambi karena Nilai University hanya menggratiskan biaya kuliah) dan kemudian saya juga berhasil mendapat beasiswa dari pemerintah Brunei Darussalam dan terakhir dari Pemerintah Russia. Saya berhasil menjadi salah satu dari 15 orang penerima beasiswa Russia tahun 2013 dari banyak pelamar beasiswa ini. Berada pada urutan pertama dari 15 orang tersebut, dan pada akhirnya quota beasiswa Russia ditambah menjadi 50 orang. Dari beasiswa yang saya apply tersebut, saya akhirnya memilih untuk kuliah ke Russia dengan beasiswa dari pemerintah Russia dan juga beasiswa LPDP serta beasiswa dari pemerintah Provinsi Jambi.

Beasiswa Russia sangat unik karena memang pemerintah Russia hanya memberikan uang saku sekitar 200$ per bulan (baru naik tahun 2014), atas dasar itulah presiden Russia –  melalui perjuangan teman-teman PERMIRA (Persatuan Pelajar Russia) dan juga Duta Besar Indonesia – memberikan tambahan beasiswa dari Indonesia melalui beasiswa LPDP, dan khusus saya sebagai putra daerah jambi mendapat tambahan uang saku dari pemerintah Provinsi Jambi. Saya berhasil membuktikan mimpi saya kepada orang-orang yang meremehkan saya, dari yang mengatakan saya gila, tidak mungkin, mustahil , anak kampung, dan terakhir julukan orang bodoh dari juri seleksi beasiswa pertukaran pelajar . Dan yang pastinya kawan saya berhasil mencoret mimpi ke – 70 saya, yakni kuliah keluar negeri. Dan satu lagi saya berhasil membuktikan kepada juri dalam waktu hanya 5 bulan Allah mengabulkan mimpi saya bukan hanya satu beasiswa,namun bertubi-tubi kawan.

Saya bukan lah orang pintar kawan. Saya hanya orang biasa, yang pernah dinyatakan gagal diterima di SMA kampung dan anak nakal pernah mencuri uang kakeknya sendiri. Namun kawan, ada hal yang harus kita sadari, bahwa tidak ada orang bodoh di dunia ini yang ada hanya kita malas untuk berbuat, dan malas untuk berubah. Jangan mudah menyerah dengan apa yang dikatakan orang. Jadikan itu sebagai cambuk semangat kita untuk membuktikan bahwa kita mampu dan kita bisa.

Tepat pada tanggal 30 September 2013 dengan dilepas oleh ibu saya dan kakak saya di Bandara Soekarno-Hatta , saya meninggalkan kampung halaman saya menuju Negeri Beruang Putih ini, negara yang dikenal berkuasa saat masih bernama Uni soviet, negara yang dikenal kebesaraannya yang membentang di bumi ini.

Setelah berada di Russia, saya pergi ke sebuah taman dengan membawa kertas lusuh pemberian kakek saya, saya coret mimpi ke-70 saya kawan…mimpi yang saya pernah saya rancang bersama kakek saya. Tepat di bawah salju dengan suhu -19 derajat celcius , mengenakan baju batik kesayangan kakek saya, sambil berkata “Terima kasih Ya Allah…, terima kasih atas semuanya, semoga kakek saya mendapat tempat terbaik di sisiMu ya Allah, dan kabulkan cita-cita beliau yang ingin mencium wajah Rasulullah.”

Dan terakhir biarkan saya mengutip kata dari Merry Riana bahwa : “Banyak Pemimpi yang awalnya ditertawakan sampai dibilang gila. Semua akhirnya bungkam setelah melihat mimpi mereka jadi kenyataan“. Ketika teman-teman saya berpikir untuk memulai kuliah dengan bersenang-senang, saya kuliah sambil bekerja. Ketika teman-teman berpikir mencari kerja, saya sudah pernah bekerja. Ketika teman-teman saya berpikir untuk bisa terbang ke Jakarta, saya sudah berada di Russia. Sungguh seorang pemenang itu hadir satu langkah lebih dulu dari yang lainnya, Maha besar Allah atas segala kehendaknya,“.  (Maka nikmat Tuhan yang manakah yang kamu dustakan? – AL-RAHMAN:36).

 
Russia, 3 Januari 2013, Dibawah suhu -15 derajat celcius .
Emaridial Ulza (anak Kampung perbatasan Provinsi Jambi ‘Kerinci”) , kandidat Master of Marketing di National Research Tomsk University, Russia.
Senang sekali bisa mendapatkan sahabat baru.
Twitter : @emaridialulza, Facebook: Emaridial Ulza II, E-mail : ulza_warla@yahoo.com

Maju Terus Indonesia. Jayalah Negeriku.
Baca SelengkapnyaEmaridial Ulza: “Kertas Lusuh kakekku Membawaku ke Russia”

Khairullah Razak: “Sebuah Jawaban atas Percobaan ke Delapan Kali, Australia Awards Scholars”

Perjuangan saya mengejar beasiswa dimulai pada awal tahun 2011 meskipun tahun-tahun sebelumnya saya sudah pernah apply beasiswa namun saya belum terlalu fokus sehingga hasilnya pun bisa ditebak, yah GAGAL. Adapun beasiswa yang sempat saya apply pertama kali adalah Ford Foundation (2007), ADS (2007) dan Stuned (2010).

Kembali di tahun 2011 saya membulatkan tekad untuk mengejar beasiswa ke luar negeri karena melihat begitu mahalnya biaya sekolah untuk program master di Indonesia ditambah lagi aturan bagi Pegawai Negeri Sipil yang melanjutkan sekolah di daerah domisili tidak dibebastugaskan dari tugas kantor dan biaya menjadi tanggungan pribadi. Lalu saya berfikir mengapa saya tidak memanfaatkan peluang beasiswa yang jelas-jelas gratis ditambah saya bisa bebas dari tugas kantor, ditambah ‘plus’ lainnya yang bisa ditebak.

Untuk mengejar beasiswa saya memantapkan diri untuk belajar TOEFL dari awal karena basic awal saya sangat rendah. Saya harus bisa memiliki nilai TOEFL yang cukup dikarenakan TOEFL awal saya di tahun 2007 berjumlah 463 dan 480 di tahun 2010 sehingga sulit untuk memenuhi persyaratan administrasi beasiswa. 

Langkah pertama yang saya lakukan adalah mendaftar kursus TOEFL di salah satu lembaga di Kota Palu untuk dua puluh kali pertemuan. Tidak muluk-muluk target saya waktu itu yakni cukup untuk menaikkan TOEFL saya ke angka 500. Dan Alhamdulillah target terpenuhi setelah mengikuti 20 kali pertemuan dan saya mengikuti ujian TOEFL ITP sebagai bagian dari paket kursus yang saya ambil dan nilai TOEFL saya 507. Cukup memuaskan bagi saya karena saya harus realistis menaikkan nilai TOEFL sangat sulit bagi saya. 

Selanjutnya saya masih merasa nilai TOEFL saya belum stabil karena bisa saja nilai tersebut turun lagi dan saya sempat berbagi cerita dengan teman-teman yang punya pengalaman soal TOEFL bahwa jika nilai pada kisaran 500 lebih sedikit masih besar kemungkinan untuk turun ke angka kurang dari 500. Saya lalu mengambil kursus dan guru yang sama harus saya sebut nih namanya. Thanks Mr. Sandy. You’re a great teacher and worth investment of Central Sulawesi.

Mengambil kursus TOEFL kedua kalinya sebagai upaya untuk memaksimalkan serapan pelajaran yang banyak ketinggalan di kursus sebelumnya. Setelah mengikuti bimbingan kali kedua dan melakukan test TOEFL bisa ditebak alhamdulillah nilainya saya sudah mencapai 520. Sambil mengisi waktu agar tetap memotivasi saya melamar beasiswa saya tetap ikut les TOEFL lagi di Lembaga Bahasa Untad di Jalan Setia Budi dimana kami diajar oleh Bapak Jos. Alhamdulillah saya mendapat banyak ilmu soal TOEFL dari beliau ditambah motivasi dan tips beasiswa dari beliau. Beliau adalah penerima beasiswa Fulbright dari pemerintah US sehingga kelas TOEFL bimbingan dari beliau tidak melulu membahas TOEFL tapi diselingi kisah-kisah beliau di US. 

Pengalaman duka belajar TOEFL harus saya akui banyak sekali sehingga tidak mengherankan ‘penantang’ TOEFL banyak berguguran. Hasil dari amatan saya dibutuhkan kesabaran super untuk belajar TOEFL, ketekunan dan disiplin karena untuk meningkatkan nilai berapa digit saja tidaklah semudah membalikkan telapak tangan belum lagi pertanyaan kapan akan berangkat sekolah ke luar negeri merupakan ‘momok’ bagi saya. Hal yang bisa mengobati semua itu adalah dengan membaca blog para penerima beasiswa sehingga kadang saya tenggelam sendiri dalam penjelajahan saya di dunia maya yang lama-lama kian nyata mimpi itu sehingga terus memompa semangat saya belajar TOEFL. 

Saya mencamkan pada diri saya waktu itu bahwa saya hanya butuh nilai TOEFL yang cukup untuk ke luar negeri berbekal PNS yang merupakan prioritas berbagai beasiswa. Walaupun pada akhirnya harus gagal berkali-kali. Tantangan lainnya yang saya hadapi adalah minimnya teman-teman pejuang pencari beasiswa di kota tempat saya bekerja sehingga semuanya semakin tak jelas dan saya melihat di daerah saya peluang beasiswa ke luar negeri hanya didominasi oleh dosen, lalu masih adakah peluang saya?

Selanjutnya di tahun 2011 saya melamar beasiswa New Zealand ASEAN Scholarships hasilnya belum berhasil juga  dan di pertengahan tahun saya melamar beasiswa ADS yang kedua kalinya setelah gagal di tahun 2007 dan kegagalan yang sama terjadi di penghujung tahun 2011. Total lima kali percobaan melamar beasiswa dan belum mencapai target saya yakni masuk ke tahap wawancara sehingga saya down. Saya lebih banyak mengurung diri di kamar dan ke kantorpun rasanya lesu. Selama masa-masa tersebut saya tak ada semangat dan tidak ingin berbicara soal beasiswa dan saya mencoba merenungi diri sampai pada akhirnya saya menceritakan pengalaman saya kepada kawan saya yang baru saja menyelesaikan masternya di Belanda melalui beasiswa ERASMUS MUNDUS. 

Dia menasehati dan membakar semangat saya bahwa kenapa saya mesti banyak berpikir? saya sudah PNS coba terus saja melamar beasiswa ke luar negeri dan sayapun tidak didesak waktu untuk segera sekolah lagian kalau berhenti mengejar beasiswa sangat rugi Rul, kata senior saya karena orang yang berkompetisi memperoleh beasiswa di daerah ini sangat kurang sehingga peluang saya diterima sangat besar, tutupnya. 

Dia menanyakan berapa kali saya melamar beasiswa dan saya jawab saya sudah 5 kali. Coba sampai 8 kali setelah itu terserah saya mau mundur atau maju karena alasannya sederhana dia lulus pada percobaan 8 kali jangan sampai rejeki beasiswa saya di percobaan ke 8 kali dan saya mundur pada percobaan kelima, jawabnya. Dia pun menunjukkan nilai-nilai TOEFLnya semenjak awal dari angka 480an hingga mencapai 575, semuanya mungkin asal tekun jawabnya. Dia mengakhiri saya ingin tahun depan kamu mengabari kalau sudah di Bali ikut PDT. Hal tersebut betul-betul memacu semangat saya. Membuka tahun 2012 dengan semangat lebih kuat untuk mengejar beasiswa.

Berbekal modem Telkomsel flash yang kubeli khusus untuk mengejar beasiswa untuk berselancar menyusuri blog-blog penerima beasiswa. Tahun ini saya mendapatkan banyak perubahan yakni essay yang saya kumpulkan selama ini memang sangat jauh dari standar yang dimiliki para penerima beasiswa dan blog dari Bapak Arsana sangat membantu saya http://madeandi.com/ads/ karena di blog tersebut banyak informasi soal tahap-tahap persiapan aplikasi beasiswa ADS sehingga saya melakukan beberapa perbaikan yang bisa saya lakukan. Diawal tahun saya kembali melamar beasiswa NZAID sebagai percobaan keenam dan sayapun kembali meminta rekomendasi ke atasan saya dan dosen saya. 

Dosen saya Bapak Mochtar Marhum sempat mengingatkan kemarin belum lulus yah Rul? saya jawab belum lulus pak. Jangan lupa ikutan ADS lagi tahun ini. Saya merasa mendapatkan semangat karena diam-diam dosen saya ini memperhatikan saya yang sudah lama berjuang melamar beasiswa. Selanjutnya saya mengambil kursus di IALF Jakarta untuk 2 minggu belajar IELTS dengan biaya kurang lebih 10 juta untuk 2 minggu include tiket PP Palu JKT, biaya kosan, Biaya Test IELTS dan biaya hidup. Walaupun saat itu saya harus meminjam uang tapi saya ingin tahun 2012 saya memaksimalkan usaha sehingga saya tidak ingin gagal di tes IELTS. ADS. 

Tepatnya di bulan April 2012 saya mengikuti Intensive IELTS Class di IALF Jakarta disini saya merasakan kekaguman kepada para penerima beasiswa ADS. Saya pun sempat bertemu dengan teman saya sebagai penerima beasiswa ADS yang akan berangkat ke Sydney. Sungguh semangat saya semakin memanas untuk mengejar beasiswa ini. Pengajar saya Mr.Nigel juga sempat menyampaikan bahwa beasiswa ADS telah dibuka tahun ini dan sempat memberikan saran-saran agar sukses mengisi aplikasi beasiswa tersebut.

Guru saya yang lain Ms. Rozz Dunk juga membantu proses saya melamar beasiswa ADS di tahun 2012. Dia membantu untuk berkomunikasi dengan pihak kampus di Australia. Pada saat saya mengikuti bimbingan IELTS di IALF Jakarta, teman mengajak saya melamar beasiswa master Fulbright yang deadlinenya tinggal dua hari. dan melihat formulir yang disodorkan yang tidak terlalu banyak isian saya pun menyanggupi untuk mengisinya dan di akhir cerita saya baru tahu kalau teman saya tersebut tidak sempat mengumpulkan aplikasi beasiswa tersebut.hahaha 

Alhamdulillah nilai IELTS saya setelah bimbingan 2 minggu di IALF Jakarta cukup memuaskan untuk pemula 5.5 dan saya bersyukur bisa melewati angka 5 untuk persyaratan lulus ADS di tahap JST. Selanjutnya saya mengisi form aplikasi ADS dibantu Saudara saya yang baru menyelesaikan study master di New Zealand melalui jalur beasiswa NZAID, dan Mr. Kieran – counterpart saya pada program Australia Youth Exchange yang membantu saya dalam memperbaiki isi dari jawaban aplikasi saya. 

Saya sangat terbantu dengan ide-ide dari dia yang mencoba menyederhanakan poin yang ingin saya sampaikan dan berusaha untuk mengarahkan saya untuk memberikan jawaban sesuai yang diinginkan oleh pemberi beasiswa dalam hal ini Pemerintah Australia. Pemeriksaan terakhir dilakukan oleh guru saya di IALF Jakarta, Roz Dunk. Dia sangat sabar dan teliti dalam memeriksa essay yang saya kirimkan dan dia harus berkali-kali merevisi dan mengirimkan kembali perbaikannya.

Dari cara dia memeriksa benar-benar dia lakukan dengan teliti sehingga saya merasa dibimbing seorang mentor hebat dan tentunya saya melihat perubahan yang jauh lebih bagus antara essay awal saya sebelum diperiksa tiga orang ini. Alhamdulillah selesai juga aplikasi beasiswa saya dan saya mengirimkannya pada awal bulan Juni 2012 berhubung saya akan berangkat ke New Delhi untuk mengikuti short course.
Perjuangan untuk beasiswa ADS sebagai beasiswa yang ke delapan kali saya lamar telah saya lakukan maksimal (versi saya).

 Saya berjanji, jika kali ini saya gagal mungkin saya akan tetap melamar beasiswa namun tak seberharap saat ini. Kabar dari beasiswa Fulbright saya terima saat saya di India bulan Juli yakni saya masuk tahap wawancara namun saya memilih untuk melanjutkan short course di India berhubung waktu wawancara Fulbright bertepatan dengan course di India. Selanjutnya notifikasi dari beasiswa New Zealand diakhir Agustus menyatakan saya belum masuk shortlisted. Kecewa, sangat kecewa karena saya sudah sempat mengantongi Letter of Acceptance kampus di New Zealand ditambah lagi nilai TOEFL saya sudah melebihi 550 sebagaimana yang dipersyaratkan beasiswa tersebut tapi saya tetap optimis bahwa ADS akan memberikan kabar baik. 

 Sepulang dari New Delhi, saya mencoba mendaftar short course bahasa Mandarin ke China selama setahun dan prosesnya tidak terlalu sulit mungkin karena ini short course dan saya hanya memasukkan berkas-berkas yang sudah saya punya selama ini . Alhamdulillah tepatnya di bulan September saya dinyatakan lulus. Ini saya lakukan untuk mengantisipasi jika tidak ada beasiswa master yang lulus.

Dalam hal ini saya belajar bahwa SEMAKIN SERING KITA MELAMAR BEASISWA, ESSAY KITA MAKIN TAJAM SEHINGGA TERJADI PERBAIKAN ATAS ESSAY SEBELUMNYA SEHINGGA MEMUNGKINKAN UNTUK LULUS. Tahun 2012 adalah tahun bergerak dan bertindak bagi saya. Saya tidak ingin terlalu banyak berfikir dan menduga-duga INI MUNGKIN KARENA TERLALU SERING GAGAL. Bergeraklah niscaya engkau akan termotivasi adalah kata-kata yang selalu saya tekankan. bergeraklah hingga kegagalan lelah menyapamu. Bergeraklah, Bergeraklah jangan kebanyakan berfikir.

Pada bulan September saya juga mendapatkan informasi dari teman saya untuk melamar beasiswa Community College Initiative Program (CCIP) beasiswa non gelar dari Pemerintah US dan sayapun mengisi formulirnya dan menyiapkan persyaratan yang diinginkan. tepat pada 12 November 2012 saya mendapatkan notifikasi bahwa saya masuk shortlisted untuk wawancara diakhir bulan November 2012. Perasaan saya campur aduk saat itu saya sangat gembira dan intinya mimpi akan ke luar negeri kian dekat. Namun saya teringat kawan saya yang justru sangat berharap pada beasiswa ini belum masuk shortlisted saya pun membatasi kegembiraan saya. Saya pun sesekali teringat beasiswa ADS namun saya tidak mencari informasi soal informasi peserta shortlisted ADS karena saya terlalu fokus untuk persiapan wawancara CCIP dan saya tidak ingin melewatkan kesempatan ini. 

Setelah pulang dari Jakarta menyelesaikan wawancara CCIP, saya menelpon kantor ADS Jakarta dan menanyakan pengumuman peserta shortlisted ternyata pengumumannya sudah lama dan dia menanyakan nama saya dan officer ADS menyatakan bahwa saya masuk shortlisted. Alhamdulillah saya kegirangan kayak anak kecil dan kembali menanyakan ke officer tersebut betul nama saya masuk shortlisted, betul nama saya masuk shortlisted dan mohon menunggu suratnya. Saya loncat-loncat dan memeluk teman sekantor saya tanpa alasan jelas karena saya tidak menyampaikan kenapa saya gembira setelah menelpon… hehehehe Saya pun segera menyampaikan kabar gembira ke keluarga dan memohon doanya agar dilancarkan proses wawancara.

Saya kembali mengingatkan diri bahwa ini masih panggilan wawancara belum final. Kembali saya menyiapkan segala sesuatunya mulai dengan menelusuri blog-blog yang berbicara soal wawancara ADS dan mengumpulkan prediksi pertanyaan dan kembali saya menyusun jawaban dari pertanyaan tersebut. Jawaban tersebut saya ketik dan saya minta perbaikan dari counterpart saya Kieran Pascoe. Dengan senang hati dia memberikan bantuan dan memperbaiki prediksi pertanyaan interview dan jawabannya. 

 Wow. serasa semuanya berjalan lancar proses ADS kali ini serasa semesta mendukung. ditambah lagi seorang ipar teman kantor saya adalah seorang warga negara Australia yang lagi berlibur di Palu datang ke rumah saya untuk meminta bantuan saya untuk menterjemahkan bahan dari Bahasa Indonesia ke Bahasa Inggris dengan senang hati saya bantu dan saya meminta bantuannya untuk memperbaiki jawaban prediksi wawancara ADS. PELAJARAN YANG SAYA DAPATKAN KETIKA JALAN ITU KIAN TERBUKA MAKASEGALA MACAM JALAN ALLAH DATANG BERUPA BANTUAN DARI ORANG-ORANG YANG KITA TIDAK DUGA. ADA-ADA SAJA.

Hari-hari berlalu, saya disibukkan dengan persiapan wawancara ADS dan test IELTS JST. Saya sangat menyiapkan wawancara ini karena dari blog-blog yang saya baca banyak peserta yang gagal karena wawancara yang kurang memikat panelis. Tak disangka-sangka tanggal 23 Desember 2012 saya mendapatkan notifikasi dari pihak AMINEF kalau saya lulus ke tahap selanjutnya beasiswa US dan saya harus segera melakukan medical check up. 

Saya berbahagia, sangat berbahagia karena sudah ada kepastian dari US. Selanjutnya saya sudah mulai kebingungan apa melanjutkan beasiswa US ini sementara tujuan utama saya beasiswa ADS masih dalam proses. Sementara kalau melepaskan beasiswa US dan memilih konsentrasi di proses JST ADS tidak ada jaminan saya akan lulus ADS. Saya pun memutuskan untuk bergerak ketika ada yang bertanya soal dua beasiswa ini saya jawab biar Allah yang memutuskan karena saya SUNGGUH bingung. 

Yap menghadapi apa yang ada di depan mata saja dan biarkan di akhir nanti biar Allah yang menuntun memberi keputusan terbaik. Waktu saya pun habis dengan medical check up dimana persyaratan beasiswa US saya harus akui sangat ribet. Sangat sulit mendapatkan pemeriksaan menyeluruh di satu Rumah Sakit di daerah saya. Saya pun harus melakukan pemeriksaan di Rumah Sakit, Vaksinasi di dokter klinik dan berburu mantoux test yang ternyata tidak ada di Palu sehingga saya harus ke Makassar. 

Saya sempat bingung tujuan utama saya adalah ADS dan saya sudah berada di tahap wawancara lalu mengapa saya masih disibukkan dengan persyaratan beasiswa ke US. Beberapa hari sebelum berangkat ke Makassar untuk wawancara ADS saya sempat sakit karena kelelahan atau karena pengaruh berbagai macam vaksin yang masuk ke dalam tubuh saya. Badan saya panas dan sakit bak habis digebukin. Saya pun menghabiskan malam tahun baru diatas ranjang ditemani suara terompet tahun baru disana sini, rasanya merana sakit dan menjauh dari hiruk pikuk tahun baru. 

Deadline untuk mengumpulkan berkas medical check up dan dokumen lainnya untuk beasiswa ke US makin dekat sampai hari H saya berhasil menyelesaikannya dengan bantuan teman saya Putri Gagaramusu hingga akhirnya saya berangkat ke Makassar menghadiri wawancara ADS dengan rasa capek yang luar biasa. Sayapun merasa bahwa saya akan kehilangan kesempatan di beasiswa ADS karena pikiran saya sudah bercabang.

Dan wawancara ADS berhasil saya selesaikan dan lumayan berhasil menurut saya karena pengalaman wawancara dari TIM AMINEF US menjadi bekal sekaligus pemanasan sebagai wawancara beasiswa pertama saya. Selanjutnya IELTS test untuk JST ADS saya di hari berikutnya jauh dari yang diharapkan sepertinya nilai saya tidak akan sampai 5 pikir saya waktu itu karena saya ketinggalan pada sesi listening dan writing saya sangat hancur. yah sudahlah kata saya toh saya sudah mendapatkan beasiswa ke US jadi kenapa terlau pusing. #menghibur diri… hehehe Wits saya lupa kalau setelah mendapatkan beasiswa ke US saya membatalkan beasiswa short course bahasa Mandarin dari Pemerintah China. Hari-hari saya bergelut dengan penantian pengumuman beasiswa ADS yang menurut informasi akan diumumkan bulan Februari 2013. 

Tepat tanggal 4 Februari 2013 salah satu teman saya mengabarkan kalau dia telah mendapat SMS dan email dari pihak ADS bahwa dia dinyatakan lulus. Saat itu saya sedang berada di studio foto untuk mencuci foto pesanan orang di rumah. Saya merasa lemas, apakah saya lulus juga dan saya mengucapkan selamat kepadanya semoga saya juga mendapat kabar baik. Saya segera menuju warnet depan kantor saya berhubung internet di kantor sedang bermasalah. Langsung saya cek email di gmail dan saya melihat ada email masuk dari ADS dan sepertinya saya LULUS. Perlahan-lahan mata saya sudah basah menangis menantikan loading email dibuka. 

Saya tak sabar membuka email tersebut dan rasanya ini adalah email yang paling lama saya buka karena penuh tanda tanya. Berikut isi emailnya Dear Australian Development Scholarship (ADS) applicant Congratulations, the Australian Agency for International Development (AusAID) has recently approved your ADS application. The location of PDT is provided on the Australia Awards website www.australiaawardsindo.or.id An official letter will be sent by courier to your home address, over the next week. Once again congratulations – I look forward to meeting you during Pre-Departure Training. Best wishes MICHAEL BRACHER Manager Australia Awards Scholarships – Indonesia Inilah jawaban dariNya atas percobaan ke delapan saya. Alhamdulillah, hari ini tepatnya 14 Januari 2014 saya menginjakkan kaki di Adelaide, South Australia untuk menempuh pendidikan master saya pada jurusan Psychology and Education pada Flinders University. Inilah langkah kecil saya melalui coretan ini semoga bisa menjadi gambaran perjuangan sebuah mimpi.



Salam, Khairullah (Herul) Hisyam Abdul Razak Master of Education and Psychology Sturt Road, Bedford Park | South Australia | 5042 GPO Box 2100 | Adelaide SA 5001 Email: raza0017@flinders.edu.au Mobile: +61450-19141

 --------------------------------------------------------------------------------
 Sumber: http://motivasibeasiswa.org/2014/01/23/khairullah-razak-sebuah-jawaban-atas-percobaan-ke-delapan-kali-australia-awards-scholars/
Baca SelengkapnyaKhairullah Razak: “Sebuah Jawaban atas Percobaan ke Delapan Kali, Australia Awards Scholars”

Dari Hacker Jadi Kaya Raya

Beberapa pekan lalu, berita ekonomi global ramai oleh akuisisi WhatsApp oleh Facebook. Layanan instant messaging ini jadi tonggak sejarah dunia startup karena menjadi nilai akuisisi terbesar. Total, Facebook membelinya seharga US$ 19 miliar, atau sekitar Rp 223 triliun. Padahal WhatsApp baru berdiri 5 tahun lalu. Penggagas WhatsApp, Jan Koum, mendadak jadi triliuner. Hidupnya berubah drastis. Dari imigran miskin jadi triliuner.

Kondisi yang hampir sama juga dialami pendiri Facebook, Mark Zuckerberg. Mahasiswa Harvard University ini doyan dengan dunia pemograman alias hacking. Berawal dari hobinya, dia membuat situs pertemanan di kampusnya. Satu dekade lalu, dia mendirikan Facebook hingga meraksasa saat ini.

Koum dan Zuckerberg memiliki kesamaan, keduanya bersentuhan dengan dunia hacking (retas) dan sukses. Dunia hacking identik dengan kejahatan canggih dan pencurian. Tapi pada dasarnya, dunia hacking soal mengakali sistem pemrograman. Bisa mencuri celah sistem atau bahkan memperbaiki keamanan sebuah sistem.

Ternyata, selain dua orang itu, beberapa orang terkaya di dunia juga mengawali karirnya menjadi hacker. Bahkan melakukan tindakan kriminal. Tapi mereka akhirnya menggunakan keahliannya untuk hal-hal legal dan menguntungkan. Inilah mereka; 

Drew Houston
Sebelum mendirikan startup penyimpanan awan, DropBox, Houston memulai karir sebagai pembasmi bug keamanan dari sebuah game online. Pekerjaan sebagai satpam dalam sistem keamanan ini dijalaninya berpindah dari beberapa perusahaan. Kini kekayaan Houston mencapai US$ 1,2 miliar (sekitar Rp 14 triliun).

Jack Dorsey
Saat masih pelajar, pendiri Twitter ini terobsesi dengan peta. Dia berharap bekerja di industri pengiriman barang. Saat tahu perusahaan yang diincarnya memiliki website namun tak ada kontak informasi yang bisa dihubungi, dia meretas website perusahaan itu dan memberitahu masalah perusahaan ini. Akhirnya perusahaan itu memberinya pekerjaan. Kekayaan Dorsey kini mencapai US$ 2,2 miliar (sekitar Rp 25,3 triliun)

Sean Parker
Saat umur 16 tahun, Parker sudah ditangkap polisi karena aktivitas hackingnya. Saat awal 1990-an Parker sudah terlibat dalam kelompok hacker w00w00. Dulu, Parker juga membesut perangkat lunak pembajak lagu Napster. Parker kini menjadi salah satu petinggi Facebook dan perusahaan IT lainnya. Kekayaannya mencapai US$ 6,3 miliar (sekitar Rp 72,5 triliun)

Jan Koum
Sama seperti Parker, Koum pernah terlibat dalam jaringan hacker w00w00. Koum menggunakanwardialer untukmembuka koneksi jaringan internet. Dia menekuni sistem jaringan dengan membaca dari buku-buku bekas. Kini, salah satu anggota direksi Facebook ini memiliki kekayaan US$ 6,8 miliar (sekitar Rp 78,2 triliun)

Steve Jobs
Siapa tak kenal Steve Jobs? Pendiri Apple ini selayaknya pemuda bengal suka mencuri ide. Juga mencuri telpon. Proyek barengnya dengan Steve Wozniak, co founder Apple, dimulai dengan Blue Box. Alat ini bisa mencuri telpon tanpa bayar. Jobs, yang telah meninggal 2011 lalu, meninggalkan warisan senilai US$ 14 miliar atau sekiar Rp 161 triliun.

Paul Allen
Co founder Microsoft ini dulu sering mencuri akun adminitrator tak resmi agar bisa menggunakan komputer dari Computer Center Corporation. Bersama Bill Gates, dia memiliki akses ke Top 10 source code yang bisa mengenalkannya pada cara kerja sebuah sistem operasi. Allen memiliki harta sebanyak US$ 15,9 miliar, sekitar Rp 183 triliun

Mark Zuckerberg
Kisah hidup Mark disebut sebagai 'The Hacker Way'. sepuluh tahun lalu, Mark pernah menggunakan akun di TheFacebook.com untuk mengakses email dua wartawan Harvard Crimson. Kini dengan Facebook, membuat Zuckerberg memiliki kekayaan US$ 28,5 miliar atau sekitar Rp 328 triliun.

Bill Gates
Sebelum mendirikan Microsoft dan menjadi orang terkaya sejagat, Gates terobsesi dengan komputer. Bersama Paul Allen, dia mencuri-curi akses administrator agar bisa menggunakan komputer di Seattle Center Computer Corporation. Harapannya mereka bisa mengakses komputer dengan gratis. Kini, Gates memiliki harta sebanyak US$ 76 miliar, sekitar Rp 875 triliun

Sumber: http://indonesiana.tempo.co/read/10532/2014/03/18/ditahan/dari-hacker-jadi-kaya-raya
Baca SelengkapnyaDari Hacker Jadi Kaya Raya

Minggu, 02 Maret 2014

Surachman, Pelari Maraton 100 KM Tertua Kebanggaan Indonesia

Surachman (63), pensiunan Kementerian Pertahanan (Kemenhan) ini memang sudah berusia senja. Namun siapa nyana, pada pekan lalu purnawirawan TNI ini berhasil mencapai finis lomba lari maraton 100 km di Malaysia pada 15 Februari 2014 lalu. Dia menjadi peserta satu-satunya dari Indonesia dan peserta tertua.

TITI 100KM Road Ultra Marathon 2014, itu event terakhir yang diikuti Surachman pada akhir pekan lalu Sabtu-Minggu (15-16/2/2014) di Hulu Langat, Kuala Lumpur.

"Memang road ultra marathon sih, medannya jalan, jalannya mulus tapi menanjak sampai bukit dengan ketinggian 1.600 di atas permukaan laut. Lombanya start pukul 16.00 dan sampai keesokan harinya pukul 10.00, 18 jam, tapi saya bisa selesaikan 12,5 jam," kata Surachman saat berbincang dengan detikcom, Jumat (21/2/2014).

Kondisi medan selain berbukit, di kanan-kiri hutan lebat, dan bila malam sangat gelap tak ada penerangan jalan. Suhu yang ekstrem, 38 derajat Celcius bila siang dan sangat drop bila malam juga menjadi tantangan.

"Apalagi ini 100 kilometer. Saya berlari sambil membawa beban, ada ransel, veldples (tempat minum tentara) 4, makanan-makanan saya bawa sendiri. Pos minumnya ada setiap 10 km, kalau kehausan kan nggak ada warung," kata Surachman yang menjadi purnawirawan pada 2007 ini sambil terkekeh.

Medan yang gelap juga membuat para peserta harus membawa perlengkapan khusus, seperti senter kepala, kaos dan sepatu yang berfosfor hingga menyala dalam gelap. Hasilnya, Surachman bisa mencapai finis dalam waktu 12,5 jam, memotong waktu 5,5 jam, dari 18 jam waktu lomba yang ditargetkan. Bersyukurnya lagi, dia berhasil mencapai finis tanpa ada masalah fisik seperti pegal-pegal atau malah kram.

"Saya dapat 3 piala lho, saya bangga saja," tutur pria lulusan Akabri tahun 1973 yang seangkatan dengan Presiden SBY, Menkopolhukam Djoko Suyanto dan mantan Kapolri Jenderal Sutanto ini

3 Piala itu adalah: Pertama, piala Finisher, untuk semua peserta yang berhasil menyelesaikan finis. Kedua, piala Senior Finisher, untuk peserta berusia 60 ke atas yang berhasil finis. Dan ketiga, Gold Finisher.  

 "Gold Finisher itu yang terbaik, cuma saya yang dapat. Saya menjadi orang Indonesia pertama yang ikut lomba lari maraton 100 Km di luar negeri. Ada 4 orang yang berusia 60 ke atas yang ikut, 2 mundur, satu lagi umur 61, jadi saya yang tertua," tuturnya yang buru-buru menambahkan tanpa bermaksud tinggi hati.
  
Jumlah peserta TITI 100KM Road Ultra Marathon 2014 ada 152 orang, mayoritas berasal dari Malaysia, beberapa dari Singapura, dan masing-masing satu dari Indonesia, Myanmar, India dan Portugis. Surachman satu-satunya peserta dari Indonesia.

Hingga saat ini, Surachman sudah mengumpulkan 68 medali dan penghargaan dari lari maraton, termasuk dari Menpora dan Menparekraf. Surachman kemudian memaparkan bahwa syarat untuk mengikuti lomba lari maraton 100 km adalah beberapa kali mengikuti lomba full marathon sejauh 42,195 km, dan pernah berlari malam.

"Kalau nggak pernah lari malam nggak bisa. Nonton wayang kulit saja ngantuk apalagi lari," tutur pria kelahiran 27 Mei 1950 ini.

Dia mengaku memang sudah pernah mengikuti berbagai macam lomba lari maraton baik di Indonesia, juga di luar negeri. Dia juga pernah mengikuti vertical running di gedung bertingkat 103 di Taiwan.

Sehari-hari, Surachman berlatih berlari tiap 2 hari sekali, sejauh 50 km dengan waktu 7 jam. "Saya biasanya berangkat pukul 03.00 WIB atau pukul 04.00 WIB sebelum subuh. Dan baru balik siang," kata Surachman yang biasa berlatih di lapangan Brigif 15 Cimahi

Mengenai makanan, Surachman mengaku tak ada pantangan makanan tertentu. Dia makan atau minum sesuai kebiasaan saja.

"Nggak ada pantangan makanan. Kalau biasa makan telur sebelum lari, ya itu jangan diubah. Jangan biasanya makan terus nggak makan. Saya kalau lari nggak biasa makan ya nggak apa-apa tuh, nggak pernah makan pagi. Ya kebiasannya apa itu aja. Mengubah kebiasaan itu perlu waktu panjang. Kalau biasa makan daun singkong ya daun singkong aja, kalau biasa makan tempe ya makan tempe aja," kata ayah dari 3 anak yang tinggal di Bandung, Jawa Barat ini.

Surachman juga menempelkan poster orang berlari dengan kalimat-kalimat penyemangat dan positif di dinding rumahnya agar selalu semangat berlari. Bunyi kalimat-kalimat itu seperti "Usia Veteran Tapi Prestasi Elit", "Biar Tua Masih Kuat", "Kalau Bisa Cepat Kenapa Harus Lambat", "Tak Ada Manusia Hebat, yang Ada Orang Terlatih", dan "Usia Boleh Tua Tapi Semangat Tetap Muda".

"Ini pengingat saya supaya orang nggak sombong," tuturnya.

Mengikuti lomba maraton di Indonesia dan beberapa kali di luar negeri, tentu membutuhkan biaya yang tak sedikit. Ketika ditanya hal ini, Surachman bersyukur selama ini selalu dibantu dari keluarga dan teman-temannya secara materi dan mental.

Satu lagi Resep rahasia Surachman dalam berlari maraton, Apa sih rahasianya?

"Banyak orang-orang tanya, resep saya apa? Saya bilang,  resep rahasia saya ada di pinggang saya ini. Saya keluarkan, lho kok warnanya merah dan putih? Iya ini andalan saya, bendera Merah Putih, saya berlari untuk ini maka tak akan merasa capek. Kemarin saya kibarkan 200 meter menjelang garis finis, banyak yang foto, berteriak dan tepuk tangan 'Indon Indon'," tutup Surachman.

Sumber: http://news.detik.com/read/2014/02/21/204031/2505289/608/1/surachman-pelari-maraton-100-k-tertua-dan-jimatnya
Baca SelengkapnyaSurachman, Pelari Maraton 100 KM Tertua Kebanggaan Indonesia