Sabtu, 09 Agustus 2014

Kisah Tukang Tambal Ban dan Pedagang Susu yang Kalahkan Insinyur Lulusan Oxford

Kisah Tukang Tambal Ban dan Pedagang Susu yang Kalahkan Insinyur Lulusan Oxford
Arfi an Fuadi dan M. Arie Kurniawan, kakak beradik lulusan sekolah menengah kejuruan (SMK) bisa mengalahkan insinyur lulusan University of Oxford
Kakak beradik asal Salatiga, Arfian Fuadi (28) dan Arie Kurniawan (23), sukses menyabet juara pertama dalam "3D Printing Challenge" yang diadakan General Electric (GE) tahun ini. Hebatnya, mereka mengalahkan para insinyur lulusan universitas top di dunia. Yang semakin membanggakan, Arfian dan Arie hanya lulusan SMA, yaitu SMA Negeri 7 Semarang dan SMK Negeri 2 Salatiga, Jawa Tengah.

Apa yang dicapai Arfian dan Arie dalam kancah internasional tidak terjadi tiba-tiba. Sebelum berkecimpung di dunia desain engineering  mereka adalah pedagang susu dan tukang tambal ban. 
Kehidupan ekonomi  keluarga yang tidak mencukupi membuat mereka harus bekerja apa saja untuk mendapatkan penghasilan.  

“Rumah sudah hampir rubuh jadi kita butuh kerjaan. Dari kecil memang kita diwajibkan berwirausaha, bahkan pernah jualan susu, pernah juga jadi tukang tambal ban,” kata Arie kepadakompas.com
Lucunya, kalau lah boleh dibilang begitu, baik Arfian dan Arie tak memiliki latar belakang akademis di dunia desain engineering. Arfian yang lahir pada 2 Juli 1986 lulusan SMA, sedang Arie yang lahir pada 11 Juli 1991 lulusan SMK jurusan otomotif.

Arfian lah yang pertama-tama tertarik dengan dunia ini. Ia semata-mata hobi, belajar sendiri dengan meminjam komputer milik sepupunya. Komputer adalah barang yang amat mewah yang tidak mungkin mereka miliki. 
“Dulu ketika masih sekolah, sering pinjam komputer sepupu untuk belajar. Tapi minjem-nya kalau sepupu sudah tidur,” kata dia. 
 
Arie mengenal desain engineering dari kakaknya. Arie mengaku secara akademis dirinya tidak cemerlang di bangku sekolah. Ia mengalami kesulitan memahami setiap pelajaran. Kata dia, materi pelajaran di sekolah kebanyak disampaikan dalam bentuk teori tanpa praktik. Siswa di kelas hanya membayangakan apa yang diajarkan oleh guru.

Sumber: http://www.tribunnews.com/regional/2014/07/29/kisah-tukang-tambal-ban-dan-pedagang-susu-yang-kalahkan-insinyur-lulusan-oxford

Tidak ada komentar:

Posting Komentar