Minggu, 12 Oktober 2014

Cerita Sepiring Nasi Goreng Gratis untuk Ibu Hamil

 Aktivitas menggoreng nasi itu sudah diakrabi Suyoto hampir dua tahun terakhir ini. Sejak itu, racikan bumbu dan penggorengan panas hampir tak pernah absen dari kedua tangannya. Sepintas Suyoto memang serupa dengan pedagang nasi goreng pinggir jalan lainnya. Hanya satu yang beda: Suyoto tak berpikir dua kali memberi nasi goreng gratis pada ibu hamil.

"Kita sebagai umat Islam harus banyak-banyak beramal. Kalau orang kaya kan punya harta. Kalau saya orang susah, punya nasi goreng ya beramal dengan nasi goreng. Saya senang kalau bisa memberi pada ibu hamil," kata Suyoto.

Hal itu disampaikan pria kelahiran Semarang 16 Juni 1963 itu kepada detikcom, Selasa (6/12/2011).

Bagi dia memberi nasi goreng gratis pada ibu hamil yang makan di warung tendanya adalah kebahagiaan tersendiri. Suyoto membayangkan, calon bayi yang ada di perut ibu hamil turut memakan nasi goreng bikinannya. Karena dilandasi niat tulus memberi, dia berharap kelak anak-anak yang dilahirkan ibu hamil yang sempat mampir di warungnya tumbuh sebagai anak yang baik, berbakti pada orang tua dan juga senang beramal pada sesama.

"Kalau dalam sehari ada 15 ibu hamil yang makan di warung saya, akan tetap saya beri gratis. Memang sudah niat saya memberi nasi goreng gratis pada ibu hamil yang makan di tempat," tuturnya.

Tidak takut rugi? "Saya tidak pernah merasa dirugikan dengan ini. Semakin banyak ibu hamil yang makan di warung saya, saya merasa semakin banyak rezeki yang saya dapat," ucap pria yang rambutnya mulai memutih ini.

Tidak setiap hari selalu ada ibu hamil yang mampir ke warung nasi goreng Suyoto yang berada di kawasan Warung Buncit, Jakarta Selatan ini. Tapi malam itu ketika detikcom menyambangi warung Suyoto, kebetulan ada ibu hamil yang sedang makan di sana.

"Yang dimakan Mbak, gratis," ujar istri Suyoto saat ibu hamil itu hendak membayar makanannya.

"Lho kenapa?" ucap perempuan berbadan dua itu dengan wajah bingung.

"Untuk ibu hamil memang gratis. Ini sudah kami tulis di sini," ucap istri Suyoto sambil menyodorkan daftar menu.

 
Di bagian paling bawah daftar menu memang tertulis 'Khusus ibu hamil makan gratis'. Melihat itu, sang ibu hamil pun mengangguk mengerti.

Suyoto bersyukur nasi gorengnya bisa diterima masyarakat. Awalnya dia hanya menjual nasi goreng biasa. Namun perlahan, dia mulai 'berkreasi' dengan nasi goreng bikinannya. Ada nasi goreng teri, nasi goreng pete, nasi goreng kambing, nasi goreng seafood dan sebagainya.

"Tambahan ati ampela, ikan asin dan sebagainya ini juga masukan dari konsumen. Kata mereka, kalau dasar nasi gorengnya sudah enak, mau ditambahi apa saja tetap saja enak," lanjut ayah dua anak ini.

Dari nasi goreng, Suyoto mampu membiayai pendidikan kedua anaknya. Anak sulungnya kuliah kebidanan di Solo sedangkan anak bungsunya masih SMA. Bagi dia, mampu membayar kuliah anaknya adalah suatu rezeki yang tak henti-hentinya dia syukuri.

Sebelum membuka warung nasi goreng, Suyoto lama membuka warung rokok kecil-kecilan. 7 Tahun dia mengelola warung rokoknya itu. Sebelum menjalani aktivitas dagang, Suyoto dan istrinya sempat bekerja di pabrik garmen. Bahkan Suyoto pernah menduduki posisi sebagai supervisor. Sayang, pabrik tempat dia mencari makan gulung tikar.

"Sesuatu itu selalu bermula dari yang kecil. Kalau mau berhasil harus mau usaha. Semua itu tergantung orangnya. Kalau tekun, rajin dan disertai doa, saya yakin pasti bisa berhasil," tutur Suyoto.

Dia berharap suatu saat nanti bisa memiliki warung nasi goreng di bangunan permanen, sehingga bisa lebih nyaman. Jika selama ini warung nasi gorengnya tak punya nama, dalam waktu sebulan ke depan dia akan memberi nama warungnya 'Sadakur'. Dia baru sadar, identitas pun memegang peranan penting saat membuka usaha.

"Sadakur itu artinya sabar dan bersyukur. Keinginan saya lainnya adalah bisa buka cabang di tempat lain dan bisa menjalankan rukun Islam ke-lima, naik haji," harapnya.

Bagi Suyoto, mencari makan dengan berdagang adalah aktivitas yang menyenangkan. Sebab dia bisa mengatur sendiri waktu kerjanya dan tidak tergantung pada atasan. Bahkan jika mungkin, Suyoto ingin membuka lapangan kerja bagi orang lain.

"Suatu hari nanti saya ingin bisa menulis buku. Ingin membagi kisah saya dengan orang lain. Dan sampai kapan pun selama saya jualan nasi goreng, saya akan tetap memberi gratis untuk ibu hamil. Benar, rezeki itu tidak tertukar," ucap Suyoto.

Sumber: http://imampriestian.blogspot.com/2011/12/jakarta-aktivitas-menggoreng-nasi-itu.html

Baca SelengkapnyaCerita Sepiring Nasi Goreng Gratis untuk Ibu Hamil

24 Tahun Rela Mencicil Hutang, Demi Biayai Istri yang Sakit

Mei Guanghan (66) 24 tahun lalu meminjam uang sebesar 70.000 yuan atau sekitar Rp 124 juta dari puluhan tetangganya di Desa Tingpang, Provinsi Zhejiang, China, untuk biaya pengobatan istrinya. Sejak saat itu, satu-satunya tujuan hidup Guanghan adalah membayar lunas utangnya kepada semua tetangga yang telah membantunya.

Dulu, Guanghan, istrinya, Ren Chun'ai, dan seorang putri berusia 15 tahun hidup berkecukupan dan bahagia. Namun, kehidupan pria ini berubah pada April 1990 ketika sang istri pergi ke kota untuk membeli makanan. Ren Chun'ai mengendarai traktor untuk pergi ke kota. Dalam perjalanan pulang, dia terlibat kecelakaan yang cukup fatal.

"Di pegunungan dua traktor berjalan dengan arah yang sama. Saya membelokkan traktor, tetapi rodanya tergelincir dan saya terjatuh ke dalam lembah," kenang Ren Chun'ai.

Saat jatuh, Ren menghantam bebatuan yang kemudian menyebabkannya koma. Biaya pengobatan untuk menyelamatkan Ren sangat besar dan tak bisa ditanggung pendapatan Guanghan yang hanya seorang petani biasa.

Karena cintanya yang besar kepada sang istri, Guanghan akhirnya harus mengetuk pintu setiap rumah tetangga di desanya untuk meminjam uang berapa pun yang mereka punya demi membayar biaya perawatan sang istri.

Tak hanya meminjam, Guanghan mencatat nama semua orang yang membantunya dan jumlah uang yang mereka pinjamkan. Kepada semua orang yang membantunya, Guanghan berjanji akan membayar utangnya.

"Satu hari kelak, saya akan datang kembali, mengetuk pintu dan mengembalikan uang Anda," kata Guanghan saat itu.

Rupanya, Guanghan tidak main-main dengan janjinya itu. Selama 15 tahun berikutnya, dia rela hidup pas-pasan agar bisa menyisihkan uang untuk membayar utang-utangnya. Saat uang yang dikumpulkan sudah cukup, dia akan mendatangi seorang tetangganya dan mengembalikan uang yang pernah dipinjamnya.

Pekan ini, adalah tahun ke-24 Guanghan tak lupa membayar utangnya, dan pekan ini lunas sudah dia membayar seluruh utangnya, kecuali untuk empat keluarga yang pindah dari desa itu dan tidak bisa dihubungi.

Namun, Guanghan tetap berencana untuk melacak keberadaan keempat bekas tetangganya itu dan mengembalikan uang mereka. Keteguhan Guanghan memegang janji memang berimbas pada kehidupannya. Pendapatannya yang rendah membuat dia dan istrinya harus hidup di sebuah gubuk satu kamar yang nyaris tanpa perabotan.

Sangat menakjubkan melihat Guanghan mampu menyisihkan uang yang seharusnya bisa dia gunakan untuk membeli keperluan sehari-hari. "Saya tak mempunyai pilihan. Janji adalah janji dan saya tak bisa mengambil tanpa memberi sesuatu," kata dia.

Di samping itu, Guanghan juga harus merawat sang istri, yang meskipun nyawanya terselamatkan, tetapi menjadi lumpuh akibat kecelakaan itu. Setiap pagi selama 24 tahun Guanghan secara rutin memandikan lalu memberi istrinya makan. Semuanya dilakukan karena Guanghan yakin rumahnya akan kosong tanpa kehadiran sang istri.

Meski Guanghan sudah membayar lunas semua utangnya, dia tetap menyimpan buku kecil berisi catatan nama-nama tetangga yang membantu memberi pinjaman uang.  Dia berniat mewariskan buku itu kepada anak cucunya agar mereka tak pernah melupakan jasa orang-orang yang menyelamatkan nyawa sang ibu. "Jangan pernah tidak berterima kasih," kata Guanghan penuh ketulusan. 

SUMBER: http://rizkimegasaputra.blogspot.com/2014/05/biayai-istri-yang-sakit-petani-ini.html

Baca KISAH BIGMOTIVASI LAINNYA

Baca Selengkapnya 24 Tahun Rela Mencicil Hutang, Demi Biayai Istri yang Sakit

Kisah Tempe dan Telur Mata Sapi Buatan Ibu

 

Perjuangan seseorang demi mengurus kebahagiaan keluarga kecilnya tak dapat dibandingkan dengan hal apapun. Sepanjang hari ibu melakukan segala hal yang terbaik untuk anggota keluarganya.

Ibu yang bangun sejak pagi, tak kenal lelah bekerja keras sepanjang hari. Ia membereskan rumah seorang diri, hingga tiba jam makan malam pun ibu masih saja sibuk sendiri di dapur kecil kami.


Tepat jam tujuh malam ibu selesai menghidangkan makan malam untuk ayah, sangat sederhana, berupa telur mata kerbau, tempe goreng, sambal ikan bilis dan nasi.


Sayangnya, kerena sibuk mengurusi adik yang merengek, tempe dan telor gorengnya sedikit hangus.
Saya melihat ibu sedikit panik, tapi tidak dapat berbuat apa. Minyak goreng pun sudah habis.

Kami menunggu dengan tegang, apa reaksi ayah yang pulang kerja? Sudah letih, kemudian melihat makan malamnya hanya dengan tempe dan telur hangus.
Namun sungguh luar biasa! Ayah dengan tenang menikmati dan memakan semua yang disiapkan ibu dengan senyuman yang tak hilang dari pandangan.

Ayah bahkan berkata,
“Bu terima kasih ya!” Lalu ayah juga menanyakan kegiatan saya dan adik di sekolah.

Selesai makan, masih di meja makan, saya mendengar ibu meminta maaf kerana telor dan tempe yang hangus itu.


Dan satu hal yang tidak pernah saya lupakan adalah apa yang ayah katakan:

“Sayang, aku suka telor dan tempe yang hangus.”
Sebelum tidur, saya pergi ke bilik ayah dan bertanya, “Apakah ayah benar-benar menyukai telur dan tempe hangus?”

Ayah memeluk saya dengan kedua lengannya erat sekali sambil berkata,
“Anakku, ibu sudah bekerja keras sepanjang hari dan dia benar-benar sudah letih . Jadi, sepotong telor dan tempe yang hangus tidak akan menyakiti siapa pun anakku.”
Ini pelajaran yang saya praktikkan di tahun-tahun berikutnya, “Belajar menerima kesalahan orang lain adalah kunci yang sangat penting untuk menciptakan sebuah hubungan yang sehat, bertumbuh & abadi.”
 
Sumber: http://www.zulfanafdhilla.com/2013/06/kisah-tempe-telur-hangus.html#ixzz3FdQI0gCj



Baca SelengkapnyaKisah Tempe dan Telur Mata Sapi Buatan Ibu

Semangat Luar Biasa Atlet Renang Tanpa Kaki

Ujian yang mahaberat, jika disikapi dengan pikiran terbuka dan jiwa yang lapang, bisa mengobarkan semangat perjuangan yang tak gampang padam. Dan, semangat itulah yang dikobarkan seorang bocah bernama Qian Hongyan.

Kita memang kadang perlu belajar dari seorang bocah. Jika kita ingat kembali, semangat sebagai anak-anak sangat kuat untuk menerjang semua halangan dan tantangan. Satu contoh nyata adalah saat kita belajar berjalan. Meski jatuh berkali-kali, sebagai seorang bocah kita tentunya terus berusaha hingga benar-benar bisa berjalan seperti saat ini.

Dan, semangat ala bocah inilah yang-barangkali-mampu menjadi "bara api" yang terus menyala di tengah gelap dan kerasnya ujian bagi sesosok anak berusia belasan dari negeri China, Qian Hongyan. Ujian yang menimpa Qian memang sangat berat. Betapa tidak, di usianya yang masih sangat dini-tiga tahun (tepatnya pada bulan Oktober 2000)-ia mengalami kecelakaan fatal yang mengakibatkan separuh tubuhnya hingga batas pinggang harus diamputasi.

Kondisi itu diperparah lagi dengan keadaan ekonomi orangtua Qian yang tidak berkecukupan. Karena itu, keluarga gadis cilik yang tinggal di Zhuangxia, China itu tak mampu memberikan kaki palsu untuk Qian. Sebagai gantinya, keluarga tersebut menyangga tubuh Qian dengan potongan bola basket. Sebuah solusi yang jauh dari kata nyaman, seperti kaki-kaki palsu lainnya.

Namun, meski tumbuh dengan keterbatasan, Qian membuktikan bahwa dunia belumlah tamat bagi dirinya. Ia tumbuh menjadi gadis yang periang dan murah senyum-seolah-olah tak terjadi suatu apa pun dalam dirinya. Dengan memantulkan bola basket di bagian bawah tubuhnya, dan dibantu penyangga untuk membantunya bergerak, Qian tetap bisa menjadi bocah lincah layaknya kebanyakan anak normal.

Bersiap Mendunia ...

Dengan kekurangan di tubuhnya, Qian pantang berputus asa, meski ia belum tahu bagaimana masa depannya kelak serta bagaimana ia bisa mengubah hidupnya dengan kondisinya saat itu. Hingga, suatu ketika ia mendatangi sebuah pertandingan olahraga nasional yang diselenggarakan di Kunming pada bulan Mei 2007. Di sana, benih yang menumbuhkan cita-citanya bertumbuh.

Saat itu, Qian setiap hari menyaksikan perjuangan beberapa atlet cacat yang ikut menyemarakkan pertandingan. Melihat perjuangan rekan senasib yang bertubuh cacat, hati Qian pun tergerak. Jika orang lain mampu berprestasi di bidang olahraga meski dengan tubuh cacat, mengapa dia tidak melakukan hal yang sama? Pikiran itulah meletupkan cita-cita Qian Hongyan untukikut menjadi seorang atlet.

Maka, selepas acara olahraga nasional tersebut, tekad Qian segera diwujudkan dengan bergabung di sebuah klub renang khusus. Tekad itu didukung sepenuhnya oleh orangtua Qian. Maka, mereka pun mendatangi Zhang Honghu, seorang pelatih yang terkenal banyak menjadikan perenang cacat sebagai juara di kejuaraan renang. Qian meminta kesempatan kepada Zhang untuk dilatih menjadi seorang seorang juara.



 
Zhang yang dikenal sebagai pelatih bertangan dingin hanya mengatakan bahwa semua tergantung pada kemauan dan tekad Qian. Sebab, menurutnya, dengan kekurangan separuh tubuh yang tak dimilikinya, agak sulit bagi Qian untuk berenang dengan hanya mengandalkan kedua lengannya. Tetapi, tekad sangat kuat Qian rupanya berhasil memikat Zhang. Maka, ia pun memberikan porsi latihan khusus bagi Qian agar lebih mampu menyeimbangkan kedua bahu dan lengannya.

Kepercayaan Zhang pun dijawab dengan kesungguhan Qian. Dengan porsi latihan cukup berat, apalagi dengan kesulitan yang dialami sejak awal latihan, Qian tak pernah sekali pun mengeluh. Baginya, impian untuk menjadi atlet adalah cita-cita yang tak boleh padam. Dalam sehari, setidaknya jarak 2000 meter ditempuh Qian di arena air untuk melatih otot-ototnya. Selain itu, latihan lain seperti sit-up, mengangkat beban, hingga berbagai jenis latihan dilakukannya dengan bersemangat.

Semangat inilah yang membuat Qian kini dikenal di seantero China dan bahkan dunia. Kisah hidup dan tekad kuatnya telah menginspirasi banyak orang agar mampu mendobrak segala keterbatasan. Kisah Qian banyak dimuat di berbagai media baik cetak maupun online sehingga mengangkat namanya. Kini, ia ingin mendunia denganusahanya mewakili China pada tahun 2012 pada kejuaraan renang di olimpiade khusus orang cacat. Tak tanggung-tanggung, Qian mematok target menjadi juara dunia renang pada kejuaraan olimpiade tersebut. Dia bekerja keras untuk mewujudkan impiannya tersebut. Jika melihat kesungguhan dan tekadnya, sepertinya impian itu tak mustahil untuk dicapai. Sebab, sejatinya kesungguhan dan tekad kuat yang dilandasi kerja keras akan mampu menaklukkan segala tantangan.

Orang-orang dengan keterbatasan fisik semacam Qian biasanya tidak mendapat tempat di masyarakat luas. Mereka lebih sering dianggap beban daripada potensi yang terpendam. Itu sebabnya kebanyakan kaum difable (cacat) cenderung tersisih. Tetapi justru Tuhan menghadirkan mereka dalam kehidupan kita untuk mencelikkan ‘kebutaan’ kita akan kebesaran-Nya dalam memakai siapapun juga.

Sesungguhnya, kita berhutang kepada mereka yang tak mau menyerah kepada nasib, kepada keadaan dan kepada apa yang disebut oleh banyak orang sebagai takdir.

Tak ada cacat yang bisa memadamkan semangat hidup yang tetap berkobar bagi manusia yang tak pernah menyerah.:EVERYONE IS NUMBER ONE.

Ya, setiap orang adalah nomor satu! Tidak ada yang nomor dua! Semangat takkan pernah padam oleh keadaan selama kita masih belum menyerah!!

Bila yang cacat saja bisa berjuang dan mengalahkan kelemahannya untuk menjadi yang terbaik dan nomor satu, Jika Qian saja mampu, bagaimana dengan kita? mengapa kita yang masih sempurna justru menyerah pada keadaan?

Sumber: http://www.facebook.com/photo.php?fbid=243159489156603&set=a.205037469635472.45107.203846879754531&type=1&permPage=1
Baca SelengkapnyaSemangat Luar Biasa Atlet Renang Tanpa Kaki

Kejujuran Tukang Becak yang Diangkat Anak oleh Jenderal TNI

Hari itu Makassar begitu mencekam. Kerusuhan berbau Suku, Agama, Ras dan Antargolongan (SARA) meletus di ibukota Sulawesi Selatan. Toko-toko dan rumah milik warga keturunan dijarah kemudian dibakar.

Dalam kerusuhan 15-17 September 1997 itu Sekitar 2.000 rumah dan toko hancur, dibakar dan dijarah. Tak kurang dari 80 mobil dan 150 sepeda motor jadi sasaran amuk massa. Total kerugian mencapai Rp 17,5 miliar.

Tragedi ini dikenang sebagai Peristiwa September. Saat itu Panglima Kodam Wirabuana dipegang Mayjen Agum Gumelar. Saat patroli, Agum melihat seorang pemuda duduk di atas becaknya. Sementara ribuan orang lain sibuk menjarah toko-toko yang terbakar.

Mayor Jenderal Agum yang berpakaian sipil bertanya pada pemuda itu kenapa tidak ikut menjarah. Jawaban tukang becak bernama Mustafa tersebut mengejutkan Agum.

"Itu perbuatan haram. Saya tidak pernah diberi makan barang haram oleh orangtua saya," kata Mustafa tegas.

Kisah ini dituliskan Agum dalam biografinya Agum Gumelar Jenderal Bersenjata Nurani terbitan Pustaka Sinar Harapan 2004. Agum kagum pada pemuda itu. Dia kemudian memberi uang Rp 20.000, tapi Mustafa menolaknya. Mustafa tidak tahu berhadapan dengan seorang Panglima Kodam.
Setelah Kapolres dan Komandan Kodim ikut mendesak, barulah Mustafa menerimanya. Uang dari Agum pun tak dipakai oleh Mustafa. Dia hanya menyimpannya saja.

Mustafa pemuda jujur berkemauan besar. Meninggalkan kampungnya di Janeponto demi melanjutkan SMA di Makassar. Mustafa tak mau hanya jadi lulusan SMP dan jadi petani. Dia punya mimpi sekolah setinggi-tingginya. Demi sekolah, pemuda belasan tahun itu jadi penarik becak. Sehari-hari, dia ditampung oleh pamannya. Mustafa juga baru tahu setelah koran-koran ramai memberitakan Pangdam Wirabuana mencari tukang becak untuk diberi penghargaan sebagai teladan. Akhirnya bertemulah Mustafa dengan Agum Gumelar.

Agum kemudian mengangkat Mustafa sebagai anak angkat. Dia menanggung semua biaya sekolah Mustafa. Agum juga mengajak Mustafa tinggal di rumah dinas Pangdam. Pada 1998, Agum dipindah ke Jakarta. Dia berniat mengundang Mustafa untuk mengikuti perayaan sumpah pemuda di ibukota. Namun rupanya ada kabar duka dari Makassar. Mustafa sudah meninggal dunia. Ternyata sudah lama Mustafa sakit-sakitan. Dia tak pernah menyampaikan hal itu pada Agum.

Penarik becak yang jujur itu sempat dirawat di sebuah rumah sakit, tapi karena tak ada biaya perawatan hanya asal-asalan. Agum melayat ke Janeponto, dia disambut ribuan warga. Secara tak resmi, Mustafa diangkat jadi pahlawan kejujuran dari Janeponto. Mereka semua berduka atas kematian seorang pemuda yang layak jadi teladan.

SUMBER: http://www.dream.co.id/your-story/kejujuran-tukang-becak-yang-diangkat-anak-oleh-jenderal-tni-141009y.html
 
 Baca KISAH MOTIVASI LAINNYA

Baca SelengkapnyaKejujuran Tukang Becak yang Diangkat Anak oleh Jenderal TNI

Jumat, 10 Oktober 2014

Mahasiswa Juara Kalkulus Itu Pedagang Asongan

Gapailah cita-cita setinggi langit. Sepertinya istilah itu cocok bila dikaitkan dengan semangat yang dimiliki seorang mahasiswa di sebuah perguruan tinggi di kota Solo, Jawa Tengah itu.

 Jam menunjukkan pukul 23.00. Dingin di malam itu masih menusuk, berjejeran pemuda terlihat sedang asik dengan laptopnya sambil membuka buka buku catatan kuliahnya. Mereka duduk berbaris di kursi depan perpustakaan pusat ITS, sengaja menghasbiskan malam disana agar bisa menyelesaikan tugas kuliahnya dengan fasilitas wifi yang ada. Dan dari kejauhan terlihat seorang pemuda yang berbadan kecil, terlihat membawa thermos sambil membawa tas ransel di punggungnya, dia sedang melayani seorang mahasiswa yang ingin menikmati kopi panas untuk melawan kantuk di tengah dinginnya malam.
Ya, ini bukan novel atau cerpen. Ini adalah cerita nyata, mungkin anda masih penasaran siapakah pemuda itu? Coba tebak hayo!!!Wah maaf jawaban anda salah, bukan dia bukanlah pedagang asongan atau pemuda kampung sekitar ITS yang mau berjualan , namun dia adalah mahasiswa ITS juga. Ya hati saya luluh ketika mendengar cerita pemuda ini, begitu dahsyatnya dia berjuang untuk memperjuangkan hidupnya. Ya di tulisan ini saya akan menceritakan pemuda ini. Namun saya tak akan menyebutkan namanya.
 Sebut saja fulan. SI fulan ini adalah salah satu mahasiswa ITS yang belajar di Sang Juara pada semester lalu. Dia belajar mata kuliah kalkulus di Sang Juara School. Jujur saya sendiri sudah kagum pada pemuda satu ini, kelas kami dimulai pukul 19.00. Namun dia selalu datang lebih awal dari lainnya, melakukan shalat isya dulu di masjid (kebetulan lokasi belajar berada di depan masjid) dan hebatnya lagi dia malah membantu untuk membersihkan dan merapikan kelas sebelum kelas dimulai.

Dan cerita kekaguman saya masih berlanjut, malam itu saya ada urusan di kampus dan berjalan menyusuri lorong pukul 21.15 untuk menuju parkiran. Dan saya pun berpapasan dengan dia, dan kami pun saling sapa. “Hai fulan, lagi ngapain disini?Ko bawa thermos?”tanya saya. “Ya mas, saya jualan minuman kayak gini tiap malam, kebetulan banyak mahasiswa yang lembur, jadi banyak yang butuh minum dan cemilan namun malas keluar”jawab dia. Rasa rasanya ada embun sejuk yang menetes dalam hati saya waktu itu. Bagimana bisa mahasiswa ini di saat yang lainnya belajar dan mengerjakan tugas, dia keliling layaknya pedagang asongan dan melayani satu per satu teman sebayanya yang memesan minuman tanpa rasa malu sedikitpun.
 Dan selang beberapa bulan saya tidak bertemu, saya pun malam itu sengaja menemuinya karena memang ada sedikit keperluan dengannya. Kami bertemu pukul 23.15 di kampus, kebetulan malam itu dia juga sedang bekerja seperti biasanya. Dan dia pun banyak bercerita, dia adalah anak pertama dari 3 bersaudara. Ayahnya seorang tukang batu, sedangkan ibunya adalah buruh kebersihan. Sebenarnya dia juga mendapatkan beasiswa bidik misi, perbulannya mendapatkan Rp 600.000, jumlah yang cukup untuk menunjang hidupnya selama kuliah. Namun dia tak mau berpasrah diri, jangankan meminta orang tua untuk biaya kuliahnya, diapun saat ini juga mengirim hasil keringatnya untuk orang tuanya di rumah. Makanya dia tak segan untuk melakukan hal itu, jualan keliling kampus tiap malam.
  •  Ketika saya tanya berapa keuntungannya?Dia menjawab satu malam dia dapatkan sekitar 40 ribu dari usahanya itu dan dia bekerja selama 4 hari dalam satu minggu. Cukuplah untuk kirim ke orang tua. Leleh rasanya hati ini, dan ketika saya tanya lagi, “Ko kamu bawa tas ransel juga pas jualan?”. “Iya mas, ini isinya logistik jualan sama buku, kadang ketika memanaskan air butuh waktu 15 menitan, daripada nganggur saya manfaatkan untuk belajar, karena saya harus kuliah lagi jam 7 pagi sampai malam, jadi belajarnya ya begini ini”. Semakin leleh rasanya hati ini.

 Di saat teman2 sebayanya bangga dengan prestasi menang lomba ini dan itu, dia pun bangga karena tiap bulan bisa mengirim uang ke orang tuanya. Jadi teringat film KCB, betapa azzam harus berjuang untuk kirim uang bagi keluarganya yang ada di Indoenesia, sementara dia sendiri memilih untuk tak meluluskan diri, sehingga bisa terus bekerja di Mesir dan mengirim uang tiap bulannya. Sementara di sisi lain, Furqon dengan enaknya menikmati fasilitas yang ada sehingga untuk mendapatkan prestasi di kuliah pun dengan mudah.

Namun bagaimana akhir kisahnya?Siapa yang lebih bahagia?Ya karena perjuangan kita hari ini tak ada yang sia sia, jika kita hari ini sibuk dengan berjuang, yakinlah masa depan anda akrab dengan kemenangan. Lebih baik puasa hari ini daripada puasa di masa depan, lebih baik susah sekarang daripada susah di masa depan. Dan untuk menjadi mahasiswa inspiratif, tak perlu piala piala memenuhi rakmu. Cukup berjuang keras dan selesaikan dengan tuntas setiap jalanmu, karena Allah memiliki ujian dan jalan yang berbeda untuk masing masing hambaNya
Sekali lagi salut untuk Fulan, tak perlu malu, terus berlari di perjuanganmu, dan berbahagialah di masa depan!!
Disadur dari blog inspiratif : http://miftakhulfalah.blogspot.com/2012/10/inspiring-story-kisah-mahasiswa-asongan.html 
 
 
Baca SelengkapnyaMahasiswa Juara Kalkulus Itu Pedagang Asongan

Rabu, 27 Agustus 2014

Adinda, Siswi SMK Juara Riset se Asia Fasifik

Adinda mengharumkan nama Indonesia pada lomba riset tingkat SMA Asia-Pacific Conference of Young Scientist (APCYS) ke-3 di Taiwan.

Sempat Minder, Adinda Raih Emas pada Kompetisi Riset di Taiwan
Adinda Alifiansi Candra Dewi (18), pelajar SMK Theresiana Semarang yang meraih medali emas pada lomba riset tingkat SMA Asia-Pacific Conference of Young Scientist (APCYS) ke-3 di Taiwan, saat ditemui di sekolahnya, Selasa (26/8/2014) (Puji Utami/Kompas.com)
 Adinda Alifiansi Candra Dewi (18), siswi kelas 12 Jurusan Farmasi SMK Theresiana Semarang tak pernah menyangka penelitiannya berbuah medali emas di Taiwan. Mengaku sempat minder, Adinda akhirnya mampu mengharumkan nama Indonesia pada lomba riset tingkat SMA Asia-Pacific Conference of Young Scientist (APCYS) ke-3 di Taiwan. 

Penelitiannya berjudul "Kelor Seed as Water Cleanser" membuat Adinda menjadi satu-satunya perwakilan Indonesia yang meraih emas di ajang itu. "Nggak pernah terpikir bisa dapat emas, karena yang lain penelitiannya juga keren-keren," kata dia saat ditemui di SMK Theresiana, Jalan Gajahmada, Semarang, Selasa (26/8).

Adinda menceritakan, penelitiannya berawal dari kegalauannya melihat sungai-sungai yang kotor di tengah Kota Semarang. Terlebih lagi, warga di sekitar sungai tersebut tidak bisa mendapatkan pasokan air bersih dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Padahal air bersih merupakan kebutuhan utama masyarakat.

"Saya kan setiap berangkat dan pulang sekolah melewati sungai itu, selain itu juga banyak penelitian tentang biji kelor yang bisa menjernihkan air. Makanya saya coba," ujar dia.

Adinda kemudian melakukan penelitian tentang biji kelor tersebut dengan dibantu guru pembimbingnya Shierly Veronica Mayasari. Akhirnya lewat penelitian tersebut ia bisa meraih medali perak pada lomba penelitian belia tingkat Provinsi Jawa Tengah Oktober 2013 lalu.

Kemudian di tingkat nasional, Adinda meraih perunggu pada November tahun lalu. Ia mengatakan perjalanan penelitian ini juga terbilang panjang, kurang lebih sampai satu tahun. Ia juga sudah melakukan beberapa kali percobaan dengan air dari dua sungai berbeda dengan tingkat kekeruhan yang berbeda pula.

"Dari setiap tingkatan lomba itu ada evaluasi dan perbaikan, awalnya dengan dosis 400 mg serbuk biji kelor untuk satu liter air dan waktu penjernihan hingga delapan jam, dan untuk yang ke Taiwan sudah dengan dosis tepat yakni 30 mg untuk satu liter air dengan waktu lebih efektif hanya satu jam, akhirnya malah dapat medali emas," kata dia.

Adinda menjelaskan, dengan biji kelor yang sudah menjadi bubuk itu bisa untuk menjernihkan air. Air yang sudah jernih bisa bermanfaat untuk kebutuhan rumah tangga. "Kalau untuk langsung diminum harus diteliti lagi di laboratorium, tapi ini sudah bisa untuk mencuci, mandi dan kebutuhan air bersih lain," ujar siswi kelahiran Semarang, 3 April 1996.

Berada di ajang internasional, bagi Adinda merupakan pengalaman berharga dan luar biasa. Dengan penelitiannya itu, ia juga bisa memperkenalkan biji kelor dengan nama latin moringa oleivera yang banyak ditemukan di Indonesia.

Saat presentasi, ia juga membawa contoh berupa biji kelor kering untuk diperlihatkan. Terdapat tujuh negara yang turut serta pada ajang tersebut, yakni Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, Taiwan, Korea dan Guam.

"Bawa sedikit untuk contoh, dan ternyata yang banyak ditanyakan juga keberadaan kelor sendiri apakah banyak di Indonesia. Dan penelitian ini saya lakukan karena kelor banyak ditemukan di sekitar kita dan mudah tumbuh," tutur putri pertama pasangan Kodrat Agung Ari Winanto dan Andrini Widiasari.

Sumber: http://nationalgeographic.co.id/berita/2014/08/sempat-minder-adinda-raih-emas-pada-kompetisi-riset-di-taiwan
Baca SelengkapnyaAdinda, Siswi SMK Juara Riset se Asia Fasifik

Senin, 25 Agustus 2014

Hebat, Mahasiswa UGM Ciptakan Obat Luka Bakar dari Darah Sapi

Hebat, Mahasiswa UGM Ciptakan Obat Luka Bakar dari Darah Sapi
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan UGM memanfaatkan limbah darah sapi sebagai obat luka bakar. Di tangan mahasiswa Fakultas kedokteran Hewan Universitas Gajah Mada, limbah darah tersebut dapat disulap menjadi obat luka bakar.

Mereka adalah Rahmad Dwi Ardhiansyah, Riefky Pradipta Baihaqie, Muhammad Nuri Nuha Naufal, Muhammad Atabika Farma Nanda dan Aprilia Maharani.  Rahmad Dwi Ardhiansyah yang merupakan ketua tim ini mengatakan bahwa ini adalah suatu inovasi baru untuk memanfaatkan limbah darah sapi yang belum pernah dimanfaatkan sebagai produk.

Selanjutnya ketua tim penelitian ini menambahkan bahwa selama ini sudah banyak pemanfaatan ekstrak-ekstrak dari tanaman tetapi belum banyak yang memanfaatkan limbah asal hewan.
Berdasarkan data penelitian, mereka menguji obat ciptaannya dengan menggunakan tikus, ternyata obat yang dibuat dari limbah darah sapi tersebut sangat efektif untuk mengobati luka bakar.
Bahkan obat yang nereka ciptakan juga tidak kalah kualitasnya dengan obat luka bakar yang beredar di pasaran.  

Awalnya, tikus diperlakukan terkena luka bakar setelas dianastesi dan dikenai besi panas.
Setelah diberi salep darah sapi, luka bakar tersebut bisa sembuh lebih cepat dibanding dengan obat luka bakar komersial lainnya.

"Selama satu bulan, kita olesi luka tikus ini setiap pagi, siang dan malam, ternyata bisa sembuh kurang dari 21 hari," kata Rahmad Dwi Ardhiansyah saat menyampaikan hasil penelitiannya, Jumat (22/8).

Selain Rahmad, penelitian ini melibatkan empat mahasiswa FKH UGM lainnya, yakni Riefky Pradipta Baihaqie, Muhammad Nuri Nuha Naufal, Muhammad Atabika Farma Nanda dan Aprilia Maharani.
Dibuat dalam bentuk salep, dalam proses pembuatannya, setiap darah sapi yang diambil lalu kemudian disentrifugasi.  Setelah mendapatkan bagian darah yang diinginkan, dicampur dengan dengan vaselin album sebagai bahan dasar salep.  Percampuaran dari kedua bahan ini menghasilkan salep yang mereka namakan salep Platelet Rich Plasma (PRP).

Menurut Rahmad, dalam darah mengandung platelet. Dari platelet tersebut mengandung 7 macam growth factor penyembuh luka.  Faktor penyembuh luka ini selain mempercepat kesembuhan luka tapi juga memiliki kandungan antimikrobial.

Hasil dari penelitian mereka menunjukan bahwa salep hasil produksi mereka memiliki tingkat kesembuhan yang baik dengan ditandai tidak adanya bekas luka pada kulit tikus.

"Saat ini untuk membuat obat luka bakar komersial kita masih bergantung pada bahan baku obat luka bakar dari luar negeri. Maka dari itu kami menciptakan produk dari limbah darah sapi yang jumlahnya tidak terbatas karena setiap hari pasti akan ada limbah darah sapi di RPH, sehingga kita tidak perlu tergantung dengan produk-produk luka bakar dari luar," ungkap Rahmad.

Selain sebagai obat luka bakar, produk ini bisa dimanfaatkan untuk menyembuhkan luka gores, luka bekas bedah, dan berbagai macam luka pada kulit.  Produk ini juga memiliki keunggulan dibanding produk lain, yaitu pembuatannya yang mudah, praktis, murah, dapar mengurangi pencemaran, dan menghasilkan produk obat luka bakar dengan kesembuhan yang optimal.

Saat ini produk ini dalam proses paten dan hasil penelitian ini akan dipublikasikan baik pada jurnal nasional maupun internasional.  Walaupun obat ini telah menunjukan hasil yang cukup baik bagi kesembuhan luka bakar, hingga saat ini mereka mengaku masih aktif melakukan penelitian untuk menyempurnakan obat ini

Sumber: www.tribunnews.com/iptek/2014/08/24/hebat-mahasiswa-ugm-ciptakan-obat-luka-bakar-dari-darah-sapi
Baca SelengkapnyaHebat, Mahasiswa UGM Ciptakan Obat Luka Bakar dari Darah Sapi

ARYA, MAHASISWA TERMUDA UGM DI USIA 14 TAHUN

Usia 14 Tahun Arya Sudah  Menjadi  Mahasiswa UGM
Arya Bagus Kevin (Kanan) berbincang dengan Anies Baswedan di sela upacara penerimaan mahasiswa baru UGM, 

YOGYAKARTA -Arya Bagus Kevin menjadi mahasiswa termuda yang diterima masuk Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. Dia diterima di jurusan Teknik Sipil tahun akademik 2014/2015 pada umur 14 tahun, enam bulan 14 hari.

Arya, panggilan akrabnya itu berasal dari Karanganyar. Dia menempuh pendidikan terakhir di SMA 3 Solo. "Saya masuk sekolah dasar pada usia empat tahun," ungkap Arya kepada wartawan seusai mengikuti acara penerimaan mahasiswa baru di Lapangan Graha Sabha Pramana (GSP), Bulaksumur Yogyakarta, Senin (18/8).

Dia mengaku mengikuti program akselerasi sewaktu SD, SMP dan SMA. Pada waktu lulus SD, dia masih berusia 10 tahun. Selanjutnya pada saat belajar di bangku SMP juga diselesaikan sekitar dua tahun sehingga lulus pada usia 12 tahun. Demikian pula saat lulus SMA 3 Solo juga cepat, sehingga dalam usia 14 tahun sudah lulus SMA. "Alhamdulillah program akselerasi saya berjalan lancar," kata Arya kelahiran Solo, 23 Februari 2000 itu.

Pilihan masuk kuliah di Jurusan Teknik Sipil UGM termotivasi oleh pekerjaan ayahnya, Aris Murtopo yang bekerja sebagai pegawai negeri sipil di Dinas Pekerjaan Umum di Karanganyar."Saya memilih teknik sipil karena selama negeri ini terus membangun, lulusan teknik sipil akan terus dibutuhkan," katanya.

Ketika ditanya, apa cita-citanya, Arya tersipu malu dan tersenyum mengatakan ingin menjadi Menteri Pekerjaan Umum. "Kalau cita-cita ingin jadi Menteri PU," ujarnya.

Saat mengikuti upacara penerimaan mahasiswa baru dengan jaket almamater, kemeja putih dan celana panjang hitam, wajah Arya yang masih seperti anak SMP itu sedikit canggung ketika dipanggil panitia acara untuk menuju panggung. Sambil berlari dia menuju ke atas panggung. "Ya senang bisa masuk UGM melalui ujian tulis SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri). Tidak sulit saat mengerjakan soal ujian dulu. Yang paling mudah matematika," katanya.

Usai wawancara dengan sejumlah wartawan, Arya sempat bersalaman dengan cendekiawan Anies Baswedan yang hadir memberikan motivasi kepada mahasiswa baru. Anies juga sempat berbincang dengan Arya. Selama studi di UGM, Arya mengaku sudah siap berpisah dengan kedua orangtuanya. Dia juga telah kos tidak jauh dari kampusnya.

Sebanyak 9.133 orang dinyatakan diterima sebagai mahasiswa baru Universitas Gadjah Mada (UGM) tahun ajaran 2014/2015. Angka itu terdiri atas 6.851 mahasiswa program sarjana dan 2.282 pada program diploma.

Para mahasiswa baru mengikuti upacara penerimaan mahasiswa baru di lapangan Grha Sabha Pramana UGM, Bulaksumur, Senin pagi. Sebanyak 46 mahasiswa baru berasal dari luar negeri, yaitu Prancis, Jerman, Qatar, dan Malaysia.

Dalam sambutannya, Rektor UGM Prof Pratikno mengatakan, ia berharap mahasiswa baru yang berasal dari berbagai latar belakang suku dan agama, serta berbeda disiplin ilmu, dapat tetap menjaga harmoni. Menurut Pratikno hal itu merupakan bagian dari kekayaan Indonesia. "Saudara akan menigkuti Pelatihan Pembelajar Sukses Mahasiswa Baru bersama mahasiswa dari fakultas lain. Saya harap saudara bisa belajar bertoleransi dan berhubungan dengan orang-orang dari berbagai latar belakang," ujar Pratikno. Pelatihan Pembelajar Sukses Mahasiswa Baru merupakan sebutan bagi kegiatan orientasi yang dijalani para mahasiswa baru UGM.

Terpisah, Direktur Akademik UGM, Sri Peni Wastutiningsih mengatakan, jumlah peminat masuk UGM tahun 2014 meningkat cukup signifikan. Dari 263.831 pendaftar pada tahun 2013 menjadi 295.395 yang tersebar di 68 program studi S1.

Peningkatan jumlah pendaftar dengan sendirinya diikuti makin ketatnya angka selektivitas mahasiswa baru Kampus Biru. Dari rata-rata 1:33,5 di tahun 2013 menjadi 1:37,5 di tahun 2014. "Pada program diploma juga terjadi peningkatan jumlah pendaftar yaitu 19.782 pendaftar ditahun 2013 maka di tahun 2014 menjadi 25.480 pendaftar. Tingkat selektivitas pun menjadi ketat dari 1;5,6 menjadi 1:7,2,"  kata Sri Peni. (tribun jogja/niti bayu indrakrista)

Sumber: www.tribunnews.com/regional/2014/08/19/usia-14-tahun-arya-sudah-menjadi-mahasiswa-ugm
Baca SelengkapnyaARYA, MAHASISWA TERMUDA UGM DI USIA 14 TAHUN

Kakak Beradik Berseteru Hak Pemeliharaan Ibu Hingga ke Pengadilan.



 

#2 Orang Kakak Beradik (Di Saudi Arabia) Berseteru Memperebutkan Hak Pemeliharaan Ibunya Yang Sudah Tua Renta Hingga ke Pengadilan.#


 Di salah 1 pengadilan Qasim, Kerajaan Saudi Arabia, berdiri Hizan al Fuhaidi dg air mata yg bercucuran shg membasahi janggutnya,,!! Knp? Krn ia kalah terhadap perseteruannya dg saudara kandungnya!!

Tentang apakah perseteruannya dg saudaranay?? Ttng tanah kah?? atau warisan yg mereka saling perebutkan??

Bkn krn itu semua!! Ia kalah terhdp saudaranya terkait pemeliharaan ibunya yg sdh tua renta & bahkan hanya memakai sebuah cincin timah di jarinya yg tlh keriput,,

Seumur hidupnya, beliau tinggal dg Hizan yg selama ini menjaganya,,

Tatkala beliau telah manula, datanglah adiknya yg tinggal di kota lain, utk mengambil ibunya agar tinggal bersamanya, dng alasan, fasilitas kesehatan dll di kota jauh lbh lengkap drpd di desa,,

Namun Hizan menaolak dg alasan, selama ini ia mampu utk menjaga ibunya. Perseteruan ini tdk berhenti sampai di sini, hingga berlanjut ke pengadilan!!

Sidang demi sidang dilalui,, hingga sang hakim pun meminta agar sang ibu dihadirkan di majelis..

Kedua bersaudara ini membopong ibunya yg sdh tua renta yg beratnya sdh tdk sampai 40 Kg!!

Sang Hakim bertanya kpdnya, siapa yg lbh berhak tinggal bersamanya. Sang ibu memahami pertanyaan sang hakim, ia pun mnjawab , sambil menunjuk ke Hizan, “Ini mata kananku!”

Kemudian menunjuk ke adiknya sambil berkata, “Ini mata kiriku!!

Sang Hakim brpikir sejenak kmudian memutuskan hak kpd adik Hizan, brdasar kemaslahatan2 bagi si ibu!!

Betapa mulia air mata yg dikucurkan oleh Hizan!!

Air mata penyesalan krn tdk bisa memelihara ibunya tatkala beliau tlh menginjak usia lanjutnya!!

Dan, betapa trhormat dan agungnya sang ibu!! yg diperebutkan oleh anak2nya hingga seperti ini,,!!

Andaikata kita bisa memahami, bagaimana sang ibu mendidik kedua putranya hingga ia mnjdi ratu dan mutiara termahal bagi anak2nya!!

Ini adalah pelajaran mahal tentang berbakti,, tatkala durhaka sudah menjadi budaya,,

“Ya ALLAH, Tuhan kami!! Anugerahkan kepada kami keridhoan ibu kami dan berilah kami kekuatan agar selalu bisa berbakti kepadanya!!” Aaamiiinn!!!

Semoga yang "like" dan "bagikan" tausiyah ini semua dosanya diampuni Allah, diangkat derajatnya, dikabulkan segala hajatnya dan mendapatkan pasangan yang sakinah serta anak yang sholeh/sholeha hingga bisa masuk surga melalui pintu mana saja yang dikehendaki. Aamiin ya Rabbal'alamiin
Baca SelengkapnyaKakak Beradik Berseteru Hak Pemeliharaan Ibu Hingga ke Pengadilan.

Senin, 11 Agustus 2014

Pimpinan Universitas Ini Rela Potong Gaji demi Pegawainya


Raymond Burse

New York - Raymond Burse, pemimpin sementara Kentucky State University memotong gajinya sekitar US$ 90 ribu atau setara Rp 1,06 miliar (asumsi kurs Rp 11.778 per dolar Amerika Serikat) untuk menaikkan upah pekerja berjumlah 24 di kampus yang dipimpinnya.

Pegawai itu diharapkan mendapatkan penghasilan US$ 10,25 per jam. "Saya melakukannya untuk memberikan penghasilan yang seharusnya diberikan kepada karyawan karena kerja keras mereka, dan telah membuat universitas ini kelihatan baik," ujar Burse, seperti dikutip dari CNNMoney, yang ditulis Minggu (10/8/2014).

Banyak pekerja termasuk penjaga, penjaga lapangan, dan pekerja administrasi yang bekerja dengan gaji US$ 7,25 per jam di Kentucky. Langkah Burse membuat kejutan bagi dewan universitas. Ia menggambarkan pimpinan dewan universitas begitu shock dengan apa yang dilakukan Burse.

Burse memiliki pendapatan tahunan sekitar US$ 350 ribu atau sekitar Rp 4,12 miliar (asumsi kurs Rp 11.778 per dolar Amerika Serikat). Keputusan penerimaan pemotongan gaji ini memakan waktu delapan minggu. Burse menegaskan, langkah yang dilakukannya bukan untuk membuat dirinya tenar.

"Saya melakukan sesuatu yang saya pikir biasa, dan kemudian saya dibanjiri dengan telepon," ujar Burse.
Keputusan untuk memotong gajinya itu membuat surat kabar Lexington Herald mengejar berita tentang keputusannya. Juru bicara Kentucky menjelaskan, dirinya belajar nilai arti kerja kerasa dari seorang pemuda. Ketika ia memiliki pekerjaan dengan upah minimum sebagai caddy dan tobacco cutter.

Burse, anak bungsu dari 13 bersaudara. Kedua orangtuanya hanya memiliki pendidikan rendah. Akan tetapi, ia belajar kerja keras dari orang tuanya.

"Orang tua saya mengajarkan tentang kerja keras dan pendidikan, sehingga Anda dapat unggul di dunia," tutur Burse yang kemudian lulus dari Harvard Law School, dan menjadi Rhodes Scholar.

Saat ditanya apakah keputusannya untuk memotong gajinya sendiri dapat menjadi tren di universitas lain. Burse mengatakan, ia tidak mengetahui hal itu. "Aku melakukan sebagai individu, dan saya mampu untuk melakukannnya," kata Burse.

Sebelum berkarier di Kentucky State University, ia berpraktik hukum selama enam tahun, dan melanjutkan pekerjaan sebagai eksekutif di General Electric selama 17 tahun. Pada masa pensiun, ia menerima tawaran dari dewan universitas untuk kembali datang sebagai pimpinan sementara.

 Sumber: http://m.liputan6.com/bisnis/read/2089089/pimpinan-universitas-ini-rela-potong-gaji-demi-pegawainya
Baca SelengkapnyaPimpinan Universitas Ini Rela Potong Gaji demi Pegawainya

Musa, Hafiz Termuda Indonesia itu, kini Fokus Menghafal Hadis


"Meskipun tengah menghafal hadis, pelajaran lain seperti Bahasa Arab dan Inggris tetap dipelajari," tutur paman Musa, Abu Unaisah.

 Meski baru berusia enam tahun, Musa sudah hafal 30 juz Alquran. Bocah asal Bangka Belitung itu kini mulai fokus menghafal hadis.
"Insya Allah Kitab Shahih Bukhari akan dihafal oleh Musa," tutur paman Musa, Abu Unaisah, saat berbincang dengan Dream, Rabu 6 Agustus 2014.


Saat ini, tambah Abu Unaisah, Musa sudah menghafal sejumlah hadis. Namun dia mengaku tak tahu pasti berapa hadis yang sudah dihafal oleh keponakannya tersebut. "Kalau hadis yang sudah dihafal oleh Musa, saya kurang tahu juga."

Selain tengah sibuk menghafal hadis, saat ini Musa juga sibuk memperdalam ilmu bahasa. "Meskipun tengah menghafal hadis, pelajaran lain seperti Bahasa Arab dan Inggris tetap dipelajari," tutur Abu Unaisah.

Sejak kecil, Musa memang sudah giat mempelajari ilmu agama. Sejak usia dua tahun, Musa telah diperkenalkan huruf-huruf hijaiyah. Metodenya sederhana. Sang ayah hanya menempel satu atau dua huruf hijaiyah di dinding untuk selalu diulang-ulang oleh Musa. Setelah Musa hafal, huruf itu diganti dengan yang lainnya. Metode ini dilakukan hingga Musa hafal seluruh huruf hijaiyah.

Sekitar usia 3,5 tahun, Musa pernah merasa bosan. Musa yang kala itu masih balita selalu menangis saat diajak mengaji. Namun sang ayah tetap saja memberi Musa pelajaran menghafal Alquran dengan dibantu oleh penghafal Alquran, Sabilar Rosyad.

www.dream.co.id/orbit/setelah-alquran-musa-fokus-menghafal-hadis-140806v.html
Baca SelengkapnyaMusa, Hafiz Termuda Indonesia itu, kini Fokus Menghafal Hadis

Anak Pencari Ikan Jadi Wisudawan Terbaik

Mengajar mengaji merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan Zumrotul di desanya, untuk menggerakan warga setempat mendalami pendidikan agama.

Kerja keras hijaber bernama Zumrotul Choiriyah (23) terbayar sudah. Setelah ia berhasil menjadi wisuda Sarjana ke-LXV Diploma XV Magister (S2) XXXII Doktor (S3) VIII IAIN Walisongo.

Zumrotul diwisuda bersama 1.114 mahasiswa program Sarjana, Magister dan Doktor di universitas tersebut, pada Rabu kemarin. Saat diwisuda, gadis asal Kabupaten Bojonegoro Jawa Timur itu, ditemani kedua orangtuanya.

Ia merupakan mahasiswa pertama yang mendapatkan Beasiswa Pendidikan Miskin Berprestasi (Bidikmisi), untuk Angkatan Tahun 2010. Sejak 2010-2013 lalu, jumlah mahasiswa miskin di IAIN Walisongo yang mendapatkan beasiswa telah mencapai 360 orang.

Kepala Bagian Akademik dan Kemahasiswaan IAIN Walisongo, Siti Nurfaizah mengatakan, Zumrotul mendapat predikat wisudawan terbaik karena mampu meraih nilai indeks prestasi 3,93.
Atas raihan prestasi tersebut, gadis kelahiran 11 November 1991 silam itu bisa melanjutkan kuliah S2 di IAIN Walisongo.
Pencapaian prestasi Zumrotul kali ini diluar dugaan dan terbilang istimewa. Sebab, Zumrotul merupakan anak buruh tambak ikan di Bojonegoro yang tidak terlalu menonjol di kampus.

"Jadi dia anak buruh tani yang terkadang juga membantu mencari ikan di tambak milik warga desanya. Ekonominya memang pas-pasan sekali. Saking miskinnya dia tidak pernah punya handphone," ujar Siti kepada 

Bagi mahasiswa jurusan Manajemen Dakwah Fakultas Dakwah dan Komunikasi ini, berkuliah merupakan kebutuhan mewah. Namun siapa sangka, dari latarbelakang keluarga kurang mampu, prestasi akademik bisa diukir Zumrotul. Kemiskinan tidak menyurutkan niatnya untuk mencapai prestasi terbaik.

"Selama kuliah di sini, dia mondok di Ponpes As-Salawi Mangkang. Tapi kalau waktu libur kuliah dia memilih pulang ke Bojonegoro untuk mengajar TPQ di desanya," kata Siti.

Mengajar mengaji, kata Siti, merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan Zumrotul di desanya untuk menggerakan warga setempat mendalami pendidikan agama. "Bahkan, dia juga mengisi waktu luangnya dengan menjadi hafitz atau penghafal Alquran," urainya. 

Sumber: http://www.dream.co.id/orbit/hijaber-anak-pencari-ikan-jadi-wisudawan-s2-terbaik-140807k.html
Baca SelengkapnyaAnak Pencari Ikan Jadi Wisudawan Terbaik

Perjuangan Anak Kondektur Diterima Kuliah Kedokteran


Kata dia, keterbatasan biaya ternyata bukan alasan meraih cita-cita asalkan mau belajar keras dan disertai keyakinan selalu akan ada jalan.
 Impian Yuli Lusiani kuliah di Fakultas Kedokteran akhirnya tercapai. Dia diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Jember melalui Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) dengan fasilitas Beasiswa Bidik Misi.

"Alhamdulillah, saya sangat bersyukur karena akhirnya diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Jember, apalagi dengan fasilitas Beasiswa Bidik Misi," tutur gadis berhijab yang merupakan alumnus SMA Negeri 2 Kediri dikutip Dream.co.id dari laman Unej.ac.id, Sabtu 9 Agustus 2014.

Persaingan untuk masuk ke Fakultas Kedokteran termasuk sangat ketat. Terlebih yang mendaftar melalui fasilitas Beasiswa Bidik Misi.

Keberhasilan Yuli menembus Fakultas Kedokteran juga disyukuri oleh keluarganya. Orangtua Yuli yang tinggal di Desa Bangsongan Kecamatan Kajen Kidul, Kediri, termasuk dalam golongan keluarga yang tidak mampu.

Ayah Yuli, Hientoro, bekerja serabutan, sementara yang lebih luar biasa adalah apa yang dikerjakan sang Ibu, Sri Sari. Untuk menghidupi keluarga sang ibu menjadi kondektur bus Harapan Jaya jurusan Surabaya-Tulungangung.

"Tetapi tidak tiap hari. Jika sedang tidak menjadi kondektur, ibu berjualan pakaian dan seprei. Sebulan gabungan penghasilan Ibu dan Bapak yang bekerja serabutan berkisar satu juta setengah, tapi bisa juga kurang ,” kata gadis kelahiran 9 Juli 1996 ini.

Keterbatasan biaya ternyata tidak membuat Yuli dan orangtuanya putus asa dalam usaha mencapai cita-cita menempuh pendidikan yang lebih tinggi. Mengetahui ada program Beasiswa Bidik Misi, Yuli aktif menanyakan mengenai bagaimana cara mendapatkan Beasiswa Bidik Misi melalui guru-guru di sekolahnya.

"Ibu bahkan bertanya tentang seluk beluk Bidik Misi kepada tetangga yang kebetulan anaknya kuliah di sebuah perguruan tinggi negeri, dengan fasilitas Beasiswa Bidik Misi," kata Yuli.

Perjuangan Yuli tidak berhenti di sini saja. Anak kedua dari tiga bersaudara ini menyempatkan diri rutin belajar tiga jam setiap harinya.Semua mata pelajaran dikaji mulai dari bab awal hingga akhir. "Saya juga beruntung dibiayai oleh paman untuk ikut bimbingan belajar," kata Yuli.

Sebenarnya, Yuli merasa kaget dapat diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Jember yang memang menjadi cita-citanya. Dia merasa prestasinya selama sekolah di SMAN 2 Kediri tidak terlalu mentereng. "Memang beberapa kali saya masuk dalam 10 besar di kelas," kata gadis yang bercita-cita menjadi dokter spesialis anak atau jantung ini.

Terbersit juga rasa ragu di hati Yuli saat memutuskan memilih Fakultas Kedokteran sebagai pilihan. Kedua orangtuanya pun sempat menyampaikan rasa khawatir terkait biaya yang nanti akan ditanggung. "Tapi saya sudah mantap masuk Fakultas Kedokteran, lagipula ada beasiswa Bidik Misi," kata Yuli.

Kata dia, keterbatasan biaya ternyata bukan alasan meraih cita-cita asalkan mau belajar keras dan disertai keyakinan selalu akan ada jalan. "Untuk kawan-kawan yang kebetulan senasib dengan saya, jangan putus asa karena jalan untuk meraih cita-cita tetap terbuka asal mau sungguh-sungguh belajar dan berdoa".

Sumber: http://www.dream.co.id/orbit/perjuangan-hijaber-anak-kondektur-diterima-kuliah-kedokteran-140808c.html
Baca SelengkapnyaPerjuangan Anak Kondektur Diterima Kuliah Kedokteran

Perjuangan Hebat Hijaber Australia

Maha Krayem Abdo, nama wanita muslim itu, telah mengabdikan dirinya lebih dari 25 tahun untuk membantu perempuan dan masyarakat sekitarnya tanpa pandang bulu.
Atas pengabdiannya yang tak kenal lelah seorang wanita muslim di Australia menerima penghargan New South Wales Human Rights Award 2014 dalam sebuah acara yang dihadiri Menteri Kewarganegaraan dan Komunitas Australia, Victor Dominello.


Maha Krayem Abdo, nama wanita muslim itu, telah mengabdikan dirinya lebih dari 25 tahun untuk membantu perempuan dan masyarakat sekitarnya tanpa pandang bulu.

"Penghargaan ini diberikan khusus kepada orang yang telah membuat kontribusi yang berarti dan berkesinambungan bagi kemajuan hak asasi manusia di New South Wales (NSW)," kata Dominello saat menyerahkan penghargaan kepada Maha Krayem Abdo dalam sebuah posting di halaman Facebook-nya dikutip Dream.co.id dari lamanOnislam.net.

Krayem Abdo, lanjut Dominello, adalah pemenang sejati dari penghargaan ini. Dia telah menunjukkan dirinya sebagai seseorang yang peduli sesama tanpa melihat latar belakang yang ditolongnya. Krayem Abdo juga menjadi contoh dalam hal penghapusan diskriminasi ras dan jenis kelamin.

Krayem Abdo, seorang Executive Officer dari Asosiasi Perempuan Muslim NSW, dianugerahi sebagai pemenang NSW Human Rights Award tahun ini dalam sebuah upacara di gedung parlemen.

Selama upacara Dominello menyerahkan medali khusus dan hadiah uang tunai US$5000 kepada Krayem Abdo. Dalam kesempatan itu, Dominello memuji aksi seperempat abad Krayem Abdo dalam memberdayakan perempuan muda dan meningkatkan kerukunan.

"Dia adalah seorang pemimpin Muslim dan mentor yang telah bekerja tanpa lelah selama 25 tahun terakhir untuk memberdayakan perempuan muda dan meningkatkan kerukunan dalam masyarakat yang multikultural," kata Dominello.

Setelah puluhan tahun di Australia, Krayem Abdo terbukti menjadi contoh sukses bagi integrasi Muslim di masyarakat. Krayem Abdo, yang bermigrasi ke Australia dari Libanon pada 1960, mendirikan Pusat Bantuan Perempuan Muslim yang memberikan perlindungan bagi perempuan yang melarikan diri dan menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga.

Sebelumnya, ia telah dianugerahi medali Order of Australia pada 2008 atas dedikasinya dalam bidang yang sama. Selain penghargaan di atas, Pemerintah NSW juga akan menjadikan Krayem Abdo sebagai duta hak asasi manusia selama 12 bulan.

Setidaknya 1,7 persen dari 20 juta penduduk Australia adalah Muslim. Mereka telah mendiami Australia selama lebih dari 200 tahun.Islam adalah agama terbesar kedua di negara itu setelah agama Kristen.

Sumber: http://www.dream.co.id/jejak/perjuangan-hebat-hijaber-australia-1408082.html

Baca SelengkapnyaPerjuangan Hebat Hijaber Australia

Kisah Abdul Muthalib Temukan Sumur Zamzam Lewat Mimpi


Sebelum menemukan sumur Zamzam, Abdul mengambil air dari sumur-sumur di luar Mekkah, yang kemudian di tampungnya di wadah air yang ada di sekitar Kabah.
Sebagai keturunan keluarga besar Qushay bin Kilab, Muthalib mempunyai tanggung jawab besar tentang segala bentuk yang berkaitan dengan Kabah. Termasuk soal penyediaan air minum bagi jamaah yang tengah melaksanakan haji.

Sebelum menemukan sumur Zamzam, Abdul mengambil air dari sumur-sumur di luar Mekkah, yang kemudian di tampungnya di wadah air yang ada di sekitar Kabah.

Suatu hari Mekkah tengah mengalami paceklik. Masalah ini tentunya membuat Abdul Muthalib bingung. Karena ribuan jamaah haji akan segera datang ke Mekkah. Abdul Muthalaib pun memikirkan seribu cara untuk mendapatkan air.

Abdul Muthalib mengumpulkan para kabilah Quraishy untuk memecahkan permasalahan ini secepatnya. Mereka pun mendiskusikan ini di rumah Abdul Muthalib.

Di tengah perbincangan, mereka teringat akan kabar sumur yang tak pernah habis sepanjang masa. Sumur itu bernama Zamzam. Sayangnya, sumur itu dikabarkan telah berabad-abad hilang dan tak ada yang tahu persis letak lokasi sumur itu berada. .

Namun di tengah kegalauan Abdul Muthalib, mukjizat diturunkan Allah SWT kepadanya. Lewat mimpinya, Abdul Muthalib seolah diarahkan untuk menemukan sumur Zamzam. Dalam mimpinya berkali-kali itu, Abdul Muthalib diperintahkan untuk menggali sumur Zamzam.

Ibnu Hisyam menyebutkan, "Ketika Abdul Muthalib tidur di Hijir, dia mimpi didatangi seseorang dan disuruh untuk menggali sumur Zamzam." Dalam mimpinya Abdul Muthalib mengaku bertemu dengan sesosok orang yang menyuruhnya segera menggali sumur Zamzam.

"Ketika aku sedang tidur di hijir Ismail, aku mendengar suara, "Galilah Thayyibah (Zamzam)!"

"Apa itu Thayyibah?" tanya Abdul dalam mimpinya. "Tetapi kemudian orang itu pergi dan besoknya ketika tidur, aku kembali mendengar suara yang sama," kata Abdul.

"Galilah Birrah (Zamzam)!" seru sosok itu. "Apa itu Birrah?" tanya Abdul Muthalib.

"Tetapi orang itu kembali pergi. Keesokan harinya, ketika aku tidur aku mendengar lagi suara yang sama," kata Abdullah. "Galilah Al-Madhnunah!" kembali seru sosok itu.

"Kemudian orang itu pergi. Besoknya, ketika aku tidur, orang itu datang lagi dan berkata yang sama," kata Abdul Muthalib.

"Galilah Zamzam?" "Apa itu Zamzam?" "Air yang tidak kering dan tidak meluap, dengannya engkau bisa memberi minum para jamaah haji. Letaknya di bawah timbunan tahi binatang dan darah. Ada di paruh gagak yang tuli, di sarang semut."

Demikianlah mimpi itu menunjukkan kepada Abdul Muthalib letak terkuburnya sumur Zamzam. Adapaun maksud dari "Di antara kotoran darah" adalah airnya mengenyangkan dan menyembuhkan penyakit.

Sementara kata "Sarang semut" mempunyai banyak makna diantaranya, Zamzam sebagai mata air di Mekkah akan dikerumuni orang-orang yang melaksanakan haji dan umrah dari setiap penjuru laksana semut mengerumuni sarangnya.

(Sumber: Merdeka.com dari buku Sejarah Kabah, kisah rumah suci yang tak lapuk dimakan zaman)
Baca SelengkapnyaKisah Abdul Muthalib Temukan Sumur Zamzam Lewat Mimpi

Kisah Keberanian Muslim Pertama Inggris


Quilliam yang membuka Institut Muslim Liverpool pada 1889 dikenal sangat berani karena masuk Islam, yang saat itu dianggap sesat oleh masyarakat di sana.
Seorang pakar hukum, William Henry Quilliam, disebut sebagai muslim pertama di Inggris. Quilliam yang membuka Institut Muslim Liverpool pada 1889 dikenal sangat berani karena masuk Islam, yang saat itu dianggap sesat oleh masyarakat di sana.

Quilliam masuk Islam dua tahun sebelum mendirikan institut tersebut. Setelah menjadi mualaf, dia mengganti nama menjadi Abdullah. Institut Muslim Liverpool kemudian dijadikan masjid, namun kemudian ditutup. Masjid itu baru-baru ini dibuka kembali setelah pemugaran dan mampu menampung 20.000 orang.

Kisah mualaf Quilliam dimulai saat berkunjung ke Maroko. Dalam kunjungan itu, dia melihat sekelompok muslim yang baru saja pulang dari Mekah untuk berhaji. Saat itulah dia melihat betapa damainya para muslim itu saat salat.

"Seorang kolega muslim kemudian menerangkan bahwa Islam adalah kelanjutan agama sebelumnya, Yudaisme, Kristiani. Semua penjelasan dianggap logis dan ia menjadi seorang muslim saat itu," kata Jahangir Mohammed anggota Masyarakat Abdullah Quilliam, seperti dikutip Dream dari BBC, Sabtu 26 Juni 2014.
Menurut profesor dari Universitas Royal Holloway, London, Humayun Ansari, dalam lawatannya itu, Quilliam juga melihat betapa bersahajanya masyarakat Maroko yang mayoritas memeluk Islam. Quilliam yang lahir di Inggris pada 10 April 1856 itu sungguh terkesan.

"Ia merasa bahwa orang di sana hidup sederhana, dengan mengangkat moral dan ada suasana solidaritas, baik kaya maupun miskin," kata Ansari.

Saat kembali ke Inggris, Quilliam langsung mempromosikan Islam kepada masyarakat. Jalan dia tidak mudah, sebab masyarakat Inggris kala itu sangat resisten terhadap Islam karena dianggap sesat. Jadi langkah Quilliam pindah agama ini dianggap sangat berani kala itu.

Dalam berdakwah, Quilliam juga membuat tulisan. Dia menerbitkan tulisan-tulisan itu dan menyebarkannya ke masyarakat. Kontan saja, masyarakat di Liverpool marah besar atas kelakuannya ini. Karya Quilliam ditanggapi dengan kemarahan dan juga kebencian.
Dalam tekanan hebat, Quilliam tak menyerah. Sedikit demi sedikit orang-orang di Liverpool berhasil dia ajak masuk Islam. Setelah banyak orang yang dia ajak masuk Islam, Quilliam membangun masjid.

"Ia berhasil mengajak 200 warga lokal dan 600 orang di seluruh Inggris untuk pindah agama dan ia menghabiskan banyak waktu melakukan syiar tentang Islam dan bahwa Islam bukan agama setan," kata Jahangir Mohammed.

Keberhasilan Quilliam mengajak banyak orang masuk Islam nilah yang membuat kemarahan masyarakat Inggris semakin menjadi-jadi. Tak hanya psikologi, warga Ingris bahkan mulai melakukan serangan secara fisik.

"Orang datang dan menyerangnya. Mereka melempar kepala babi, silet, batu. Sejumlah di antara mereka dipicu oleh para pendeta, dan sebagian lain oleh media, namun ia tetap menghadapinya," tambah MUhammed.

Menurut Mohammed, serangan ini dihadapi Quilliam dengan mendirikan media muslim pertama. Melalui karya-karya jurnalistik muslim inilah dia menanggapi segala serangan itu. "Ia mendorong warga muslim untuk menulis dan angkat bicara. Ia mengajukan petisi ke Ratu Victoria agar pandangannya didengar."

Tulisan-tulisan Quilliam menjadi bacaan penting dan salah satu bukunya Faith of Islam memiliki tiga edisi yang diterjemahkan dalam 13 bahasa. Buku itu sangat populer dan bahkan Ratu Victoria juga memesannya.

Profesor agama dari Universitas Hope Liverpool, Ron Geaves, mengatakan bukan hanya tulisan Quilliam yang membantu mengubah pandangan publik tentang Islam. Quilliam juga mencari tahu mengapa Islam tiak populer di Inggris dan mengangkatnya dalam khotbah-khotbah di masjid.

"Ia mempresentasikan Islam dalam cara yang sangat rasional dan menarik bagi warga pada zaman Victoria yang saat itu sangat memperhatikan sisi ilmiah," tutur Geaves.

Karya Quilliam menjadikannya diangkat sebagai Sheikh ul-Islam untuk Kepulauan Inggris oleh penguasa Ottoman Sultan Abdul Hamid II pada 1894 dan diakui oleh Shah Persia serta Emir Afghanistan sebagai pemimpin musim Inggris.

Namun tingginya intoleransi agama menyebabkan Quilliam dan para pengikutnya pindah dari Inggris ke Istambul pada 1908. Dia kembali ke Inggris dengan nama Haroun Mustapha Leon dan menetap di Woking, sampai ia meninggal pada 1932.

Pada tahun 1999, kelompok muslim dari Merseyside mendirikan Masyarakat Abdullah Quilliam untuk mempertahankan peninggalannya.

"Masjid ini sangat penting karena merupakan masjid pertama di Inggris. Pusat aktivitas Islam pada zaman Ratu Victoria dan lahirnya Islam di Inggris," ujar Geaves.

Sumber: http://www.dream.co.id/jejak/kisah-keberanian-muslim-pertama-inggris-140726d.html
Baca SelengkapnyaKisah Keberanian Muslim Pertama Inggris