Foto: copyright dok. Eryan Ramadhani |
Kuliah gratis di luar negeri bukan semata-mata hanya karena faktor
keberuntungan belaka. Butuh usaha dan kerja keras untuk bisa mewujudkan.
Dan, salah satu mahasiswi Indonesia yang bernama Eryan Ramadani telah
membuktikan bahwa impian untuk lanjut kuliah ke luar negeri bisa
diwujudkan asalkan ada kemauan untuk berjuang keras.
Wanita
lulusan Universitas Indonesia ini berhasil mendapatkan beasiswa S2 ke
Cina tak lama setelah ia menyandang gelar S1-nya. Ia melanjutkan
kuliahnya ke Tsinghua University dengan jurusan Chinese Politics,
Foreign Policy, and International Relations pada tahun 2012 dan akhirnya
lulus diwisuda pada tanggal 5 Juli 2014, tepat saat bulan Ramadan.
Seperti
apa perjalanannya hingga akhirnya bisa kuliah gratis ke Cina? Simak
wawancara singkat via surat elektronik dengan wanita kelahiran 28 Maret
1990 ini.
Bagaimana prosesnya hingga bisa sampai kuliah di Cina?
Prosesnya sih susah-susah gampang. Pertama, cari info soal kampus dan jurusannya. Saya sengaja cari perguruan tinggi di Cina karena saya tertarik soal Chinese Foreign Policy (skripsi S1 dulu soal ini) dan ingin lebih tahu bidang ini dari Chinese perspective. Kedua, saya cari informasi tentang kampus-kampus di Cina yang menawarkan program International Relations dalam bahasa Inggris melalui internet. Ada banyak pilihan dan saya memutuskan untuk daftar di Tsinghua University.
Prosesnya sih susah-susah gampang. Pertama, cari info soal kampus dan jurusannya. Saya sengaja cari perguruan tinggi di Cina karena saya tertarik soal Chinese Foreign Policy (skripsi S1 dulu soal ini) dan ingin lebih tahu bidang ini dari Chinese perspective. Kedua, saya cari informasi tentang kampus-kampus di Cina yang menawarkan program International Relations dalam bahasa Inggris melalui internet. Ada banyak pilihan dan saya memutuskan untuk daftar di Tsinghua University.
Ketiga, saya
mulai cari informasi soal pendaftaran. Baru deh saya penuhi semua
persyaratan yang diminta seperti ijazah dan transkrip yang dilegalisir
berikut terjemahannya, surat rekomendasi dari profesor, motivation
letter, dan sebagainya. Keempat, saya kirim ke kampus tujuan. Pihak
kampus akan menghubungi via emal jika dokumen sudah diterima dan sedang
dalam proses seleksi. Nah, setelah itu tinggal menunggu pengumuman resmi
dari kampus.
Apa saja suka dukanya saat kuliah di sana?
Sukanya karena bisa berada di lingkungan yang benar-benar baru. Ada banyak mahasiswa dari berbagai belahan dunia (Amerika, Eropa, Afrika, Timur Tengah, dan Asia). Saya bisa belajar banyak dari mereka tentang bagaimana mereka memandang permasalahan di dunia yang terkait dengan Hubungan Internasional (HI). Saya juga dapat banyak kesempatan belajar dari para pakar di bidang HI dan Chinese Foreign Policy. Ada banyak seminar berkelas internasional dengan profesor terkemuka yang bisa saya ikuti juga.
Sukanya karena bisa berada di lingkungan yang benar-benar baru. Ada banyak mahasiswa dari berbagai belahan dunia (Amerika, Eropa, Afrika, Timur Tengah, dan Asia). Saya bisa belajar banyak dari mereka tentang bagaimana mereka memandang permasalahan di dunia yang terkait dengan Hubungan Internasional (HI). Saya juga dapat banyak kesempatan belajar dari para pakar di bidang HI dan Chinese Foreign Policy. Ada banyak seminar berkelas internasional dengan profesor terkemuka yang bisa saya ikuti juga.
Dukanya lebih ke masalah adaptasi, khususnya
makanan. Tapi proses adaptasi jadi lebih mudah setelah beberapa bulan.
Dan juga masalah bahasa, saya tidak bisa berbahasa Mandarin dan penduduk
lokal tidak bisa berbahasa Inggris.
Oh iya, pas wisuda kan pas bulan Ramadan tuh, bagaimana puasanya?
Alhamdulillah waktu wisuda kemarin saya sedang tidak puasa. puasa selama di Beijing selama 17 jam-an (sahur jam 2 pagi, buka jam 8 malam) di tengah cuaca yang panas karena sedang musim panas. Beruntung saya tak memiliki banyak kegiatan jadi lebih sering di kamar. Selain saya, ada tiga mahasiswa Indonesia lain yang wisuda di hari yang sama.
Alhamdulillah waktu wisuda kemarin saya sedang tidak puasa. puasa selama di Beijing selama 17 jam-an (sahur jam 2 pagi, buka jam 8 malam) di tengah cuaca yang panas karena sedang musim panas. Beruntung saya tak memiliki banyak kegiatan jadi lebih sering di kamar. Selain saya, ada tiga mahasiswa Indonesia lain yang wisuda di hari yang sama.
Perbedaan apa yang paling terasa antara wisuda di Cina dan di Indonesia?
Wisudanya beda sama yang di Indonesia, lebih sederhana dan santai. Kalau di Indonesia kan biasanya kita ribet banget ya pas mau wisuda, yang ke salon lah, yang bikin kebaya lah. Kalau di sini cukup datang dan foto-foto bersama teman-teman dan para profesor.
Wisudanya beda sama yang di Indonesia, lebih sederhana dan santai. Kalau di Indonesia kan biasanya kita ribet banget ya pas mau wisuda, yang ke salon lah, yang bikin kebaya lah. Kalau di sini cukup datang dan foto-foto bersama teman-teman dan para profesor.
Pas acara
wisuda kampus kita ditempatkan di auditorium Gymnasium di mana hanya
peserta wisuda yang boleh masuk. Orang tua atau kerabat diberikan ruang
khusus (kalau tidak salah seperti ruang kelas gitu) untuk menonton acara
wisuda streaming. Beda dengan di Indonesia yang keluarga pun boleh
masuk ke ruangan wisuda untuk memberikan dukungan.
Bagi tipsnya dong supaya bisa kuliah di luar negeri?
Jangan Malas Cari Info
Carilah info terlebih dahulu sebanyak-banyaknya sebelum bertanya. Jangan sampai mengirim email ke kampus tujuan menanyakan hal yang sebenarnya sudah ada di situs mereka. Saat ini kita bisa cukup menggunakan Google untuk mendapatkan semua informasi yang kita butuhkan seperti kampus apa yang bagus, jurusan apa yang sesuai, dan lain-lain.Luangkan Waktu untuk Memenuhi Persyaratan
Ada beberapa hal yang memang butuh pengorbanan. Misalnya, ketika saya harus minta surat rekomendasi dari pembimbing skripsi dan akademik, saya harus bolak-balik ke Jakarta sedangkan saat itu saya berada di Surabaya.Jangan Terlalu Mepet dengan Tenggat Waktu
Dokumen-dokumen tersebut butuh persiapan ekstra. Salah satu contohnya adalah motivation letter harus benar-benar diteliti, saya bahkan sempat mengirim dokumen ini ke mantan dosen saya untuk proofreading. Usahakan jangan terlalu mepet dengan tenggat waktu pendaftaran.
Terima kasih Eryan sudah berbagi inspirasi dengan kami semua. Semoga sukses terus untuk ke depannya!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar