Jumat, 10 Januari 2014

Elanda Fikri:” Pemuda Umur 23 Tahun yang Mendapatkan Beasiswa Program Doktor (S3)”

Saya Elanda Fikri, saya dilahirkan di Cirebon, tepat pada tanggal 11 Maret 1989 (23 tahun lalu), saya anak tunggal dari pasangan Agus Saptaji dan Nina Mulyana. 

Saat ini saya adalah salah satu penerima Beasiswa Unggulan program double degree/joint degree dari biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri, Sekretariat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), dan saat ini status saya adalah seorang mahasiswa pasca sarjana program Doktor (S3) Ilmu Lingkungan di Universitas Diponegoro. 

Ini adalah dambaan dan cita-cita saya melanjutkan studi (S3), banyak sekali hambatan/rintangan untuk mendapatkan beasiswa ini, tidak begitu mudah sampai saat ini menjadi salah satu penerima Beasiswa Unggulan ini, Beasiswa unggulan ini meng-cover semua biaya semester (semester I-VI) dan biaya research (penelitian). Beberapa hal yang perlu dipersiapkan adalah Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) minimal 3,5, tes uji kompetensi (psikotes), TOEFL (minimal 500), rancangan proposal disertasi dan yang terakhir adalah wawancara dengan Sekretaris dan Kaprodi pada Program Doktor Ilmu Lingkungan.

Ada sedikit pengalaman yang saya alami sebelum saya mendapatkan beasiswa S3 ini, salah satunya adalah ketika saya diwisuda di program magister (S2) Kesehatan Lingkungan Universitas Diponegoro pada bulan Mei 2012, saya berkesempatan untuk mengikuti 3 seleksi sekaligus, diantaranya adalah pertama, seleksi kerja di perusahaan migas Balikpapan (Kalimantan Timur), kedua, seleksi kerja di salah satu Rumah Sakit di Jawa Tengah, dan ketiga adalah seleksi Program Beasiswa Unggulan (S3).

Waktu yang ditunggupun tiba, yaitu sekitar bulan juli 2012, pengumuman seleksi kerja di kedua tempat tersebut. Pada pengumuman seleksi itu, alhamdulilah seleksi kerja di dua tempat tersebut diterima. Disini saya mengalami dilema yang cukup menguras waktu, tenaga dan pikiran. 

Dengan masalah seperti ini, kucoba meminta saran pada kedua orang tua untuk menenangkan pikiran saya. Ketika meminta saran kepada kedua orang tua, bukannya titik cerah/solusi yang saya dapatkan, tetapi kebingungan yang semakin menjadi. Karena orang tua saya berbeda pendapat soal ini.

Disini diuji kedewasaan saya, antara menuruti pilihan seorang ibu, atau seorang bapak. Akhirnya melalui pertimbangan dan doa, hati kecil saya berkata untuk memilih bekerja di salah satu rumah sakit di Jawa Tengah. Ini adalah pilihan saya, meskipun memang pilihan ini membuat bapak kecewa. Sejujurnya saya mengambil keputusan ini bukan berarti tanpa dasar dan asal-asalan, salah satu yang membuat saya bertahan dan memilih ini juga adalah saya masih menunggu keputusan beasiswa Doktor (S3) dari Kemendikbud di bulan September 2012.

 Terus terang, saya sendiri takut untuk memilih. Karena ini berkaitan dengan masa depan saya. Ini adalah pilihan yang tidak bisa diulang lagi, tetapi dalam hati kecil saya, saya sendiri sangat yakin kalau saya adalah salah satu yang akan mendapatkan Beasiswa Unggulan (S3) dari Kemendikbud tersebut.

Dua bulan saya menunggu, pengumuman beasiswa itu belum juga ada, akhirnya saya mulai pesimis dengan pilihan yang saya ambil. Finally, pada tanggal 3 September 2012, pengumuman beasiswa tersebut akhirnya datang juga. Alhamdulilah, nama saya terpampang sebagai penerima Beasiswa Unggulan program double degree/joint degree dari biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri, Sekretariat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

Saya bersyukur sekali dan merasa tidak sia-sia dengan apa yang menjadi keyakinan dan pilihan saya. Jadi apapun pilihannya, pastinya mengandung konsekuensi di dalamnya. Aktivitas saat ini saya adalah seorang staf di salah satu rumah sakit di Jawa Tengah, mengajar di universitas swasta di Semarang dan sebagai mahasiswa program doktor (S3) Ilmu Lingkungan di Universitas Diponegoro (UNDIP). Perkuliahan dan kegiatan belajar mengajar setiap minggunya dilaksanakan setiap hari jumat dan sabtu. Di Program Doktor Ilmu Lingkungan UNDIP mahasiswa dibebankan sebanyak 48 SKS dengan masa studi selama 3 tahun (6 semester).

Pada awal perkuliahan di awal bulan September 2012, saya mendapatkan pengalaman yang cukup menarik dari Program Studi, disini kami diajak ke proyek pembangunan jalan tol Semarang-Solo dan ke Danau Rawa Pening di Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang. Disana kami diajarkan untuk dekat dengan lingkungan dan bagaimana memunculkan perhatian dan solusi untuk memecahkan masalah lingkungan.

Sampai saat ini,perkuliahan S3 saya berjalan seperti biasanya, dengan metode tatap muka, presentasi, diskusi, sampai mencari solusi pada isu-isu hangat yang berkaitan dengan lingkungan yang terjadi akhir-akhir ini. Pada awal semester III nanti, kami berhak mengikuti program sandwich ke Jepang/Australia yang tujuannya memperdalam keilmuan yang berkaitan dengan topik disertasi.

Ini adalah pengalaman yang saya alami sampai saya mendapatkan Beasiswa Unggulan dari Kemendikbud, mudah-mudahan pengalaman kecil ini dapat menginspirasi para kaum muda di Indonesia untuk terus belajar sampai setinggi-tingginya, jangan takut untuk bermimpi, segala pilihan/keputusan mempunyai konsekuensi. Yakinlah jalan Tuhan ada disetiap usaha, keyakinan dan doa yang dipanjatkan. 

Terima kasih pada Allah SWT, orang tua, dan Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri, Sekretariat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), pada umurku yang 23 tahun ini saya bisa menggapai angan dan melanjutkan studi di program Doktor Ilmu Lingkungan (S3) Universitas Diponegoro, ini adalah gerbang awal yang mengantarkan saya semakin dekat pada jalan menuju cita-cita.

Untuk membaca kisah motivasi lainnya klik link berikut ini:  hotmotivasi.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar