Perjuangan saya mengejar beasiswa dimulai pada awal tahun 2011
meskipun tahun-tahun sebelumnya saya sudah pernah apply beasiswa namun
saya belum terlalu fokus sehingga hasilnya pun bisa ditebak, yah GAGAL.
Adapun beasiswa yang sempat saya apply pertama kali adalah Ford
Foundation (2007), ADS (2007) dan Stuned (2010).
Kembali di tahun 2011 saya membulatkan tekad untuk mengejar beasiswa
ke luar negeri karena melihat begitu mahalnya biaya sekolah untuk program master
di Indonesia ditambah lagi aturan bagi Pegawai Negeri Sipil yang
melanjutkan sekolah di daerah domisili tidak dibebastugaskan dari tugas
kantor dan biaya menjadi tanggungan pribadi. Lalu saya berfikir mengapa
saya tidak memanfaatkan peluang beasiswa yang jelas-jelas gratis
ditambah saya bisa bebas dari tugas kantor, ditambah ‘plus’ lainnya yang
bisa ditebak.
Untuk mengejar beasiswa saya memantapkan diri untuk belajar TOEFL
dari awal karena basic awal saya sangat rendah. Saya harus bisa memiliki
nilai TOEFL yang cukup dikarenakan TOEFL awal saya di tahun 2007
berjumlah 463 dan 480 di tahun 2010 sehingga sulit untuk memenuhi
persyaratan administrasi beasiswa.
Langkah pertama yang saya lakukan
adalah mendaftar kursus
TOEFL di salah satu lembaga di Kota Palu untuk dua puluh kali
pertemuan. Tidak muluk-muluk target saya waktu itu yakni cukup untuk
menaikkan TOEFL saya ke angka 500. Dan Alhamdulillah target terpenuhi
setelah mengikuti 20 kali pertemuan dan saya mengikuti ujian TOEFL ITP
sebagai bagian dari paket kursus yang saya ambil dan nilai TOEFL saya
507. Cukup memuaskan bagi saya karena saya harus realistis menaikkan
nilai TOEFL sangat sulit bagi saya.
Selanjutnya saya masih merasa nilai
TOEFL saya belum stabil karena bisa saja nilai tersebut turun lagi dan
saya sempat berbagi cerita dengan teman-teman yang punya pengalaman soal
TOEFL bahwa jika nilai pada kisaran 500 lebih sedikit masih besar
kemungkinan untuk turun ke angka kurang dari 500. Saya lalu mengambil
kursus dan guru yang sama harus saya sebut nih namanya. Thanks Mr.
Sandy. You’re a great teacher and worth investment of Central Sulawesi.
Mengambil kursus TOEFL kedua kalinya sebagai upaya untuk
memaksimalkan serapan pelajaran yang banyak ketinggalan di kursus
sebelumnya. Setelah mengikuti bimbingan kali kedua dan melakukan test
TOEFL bisa ditebak alhamdulillah nilainya saya sudah mencapai 520.
Sambil mengisi waktu agar tetap memotivasi saya melamar beasiswa saya
tetap ikut les TOEFL lagi di Lembaga Bahasa Untad di Jalan Setia Budi
dimana kami diajar oleh Bapak Jos. Alhamdulillah saya mendapat banyak
ilmu soal TOEFL dari beliau ditambah motivasi dan tips beasiswa dari
beliau. Beliau adalah penerima beasiswa Fulbright dari pemerintah US
sehingga kelas TOEFL bimbingan dari beliau tidak melulu membahas TOEFL
tapi diselingi kisah-kisah beliau di US.
Pengalaman duka belajar TOEFL
harus saya akui banyak sekali sehingga tidak mengherankan ‘penantang’
TOEFL banyak berguguran. Hasil dari amatan saya dibutuhkan kesabaran
super untuk belajar TOEFL, ketekunan dan disiplin karena untuk
meningkatkan nilai berapa digit saja tidaklah semudah membalikkan
telapak tangan belum lagi pertanyaan kapan akan berangkat sekolah ke
luar negeri merupakan ‘momok’ bagi saya. Hal yang bisa mengobati semua
itu adalah dengan membaca blog para penerima beasiswa sehingga kadang
saya tenggelam sendiri dalam penjelajahan saya di dunia maya yang
lama-lama kian nyata mimpi itu sehingga terus memompa semangat saya
belajar TOEFL.
Saya mencamkan pada diri saya waktu itu bahwa saya hanya
butuh nilai TOEFL yang cukup untuk ke luar negeri berbekal PNS yang
merupakan prioritas berbagai beasiswa. Walaupun pada akhirnya harus
gagal berkali-kali. Tantangan lainnya yang saya hadapi adalah minimnya
teman-teman pejuang pencari beasiswa di kota tempat saya bekerja
sehingga semuanya semakin tak jelas dan saya melihat di daerah saya
peluang beasiswa ke luar negeri hanya didominasi oleh dosen, lalu masih
adakah peluang saya?
Selanjutnya di tahun 2011 saya melamar beasiswa New Zealand ASEAN
Scholarships hasilnya belum berhasil juga
dan di pertengahan tahun saya melamar beasiswa ADS yang kedua kalinya
setelah gagal di tahun 2007 dan kegagalan yang sama terjadi di
penghujung tahun 2011. Total lima kali percobaan melamar beasiswa dan
belum mencapai target saya yakni masuk ke tahap wawancara sehingga saya
down. Saya lebih banyak mengurung diri di kamar dan ke kantorpun rasanya
lesu. Selama masa-masa tersebut saya tak ada semangat dan tidak ingin
berbicara soal beasiswa dan saya mencoba merenungi diri sampai pada
akhirnya saya menceritakan pengalaman saya kepada kawan saya yang baru
saja menyelesaikan masternya di Belanda melalui beasiswa ERASMUS MUNDUS.
Dia menasehati dan membakar semangat saya bahwa kenapa saya mesti
banyak berpikir? saya sudah PNS coba terus saja melamar beasiswa ke luar
negeri dan sayapun tidak didesak waktu untuk segera sekolah lagian
kalau berhenti mengejar beasiswa sangat rugi Rul, kata senior saya
karena orang yang berkompetisi memperoleh beasiswa di daerah ini sangat
kurang sehingga peluang saya diterima sangat besar, tutupnya.
Dia
menanyakan berapa kali saya melamar beasiswa dan saya jawab saya sudah 5
kali. Coba sampai 8 kali setelah itu terserah saya mau mundur atau maju
karena alasannya sederhana dia lulus pada percobaan 8 kali jangan
sampai rejeki beasiswa saya di percobaan ke 8 kali dan saya mundur pada
percobaan kelima, jawabnya. Dia pun menunjukkan nilai-nilai TOEFLnya
semenjak awal dari angka 480an hingga mencapai 575, semuanya mungkin
asal tekun jawabnya. Dia mengakhiri saya ingin tahun depan kamu
mengabari kalau sudah di Bali ikut PDT. Hal tersebut betul-betul memacu
semangat saya. Membuka tahun 2012 dengan semangat lebih kuat untuk
mengejar beasiswa.
Berbekal modem Telkomsel flash yang kubeli khusus untuk mengejar
beasiswa untuk berselancar menyusuri blog-blog penerima beasiswa. Tahun
ini saya mendapatkan banyak perubahan yakni essay yang saya kumpulkan
selama ini memang sangat jauh dari standar yang dimiliki para penerima
beasiswa dan blog dari Bapak Arsana sangat membantu saya
http://madeandi.com/ads/ karena di blog tersebut banyak informasi soal
tahap-tahap persiapan aplikasi beasiswa ADS sehingga saya melakukan
beberapa perbaikan yang bisa saya lakukan. Diawal tahun saya kembali
melamar beasiswa NZAID sebagai percobaan keenam dan sayapun kembali
meminta rekomendasi ke atasan saya dan dosen saya.
Dosen saya Bapak
Mochtar Marhum sempat mengingatkan kemarin belum lulus yah Rul? saya
jawab belum lulus pak. Jangan lupa ikutan ADS lagi tahun ini. Saya
merasa mendapatkan semangat karena diam-diam dosen saya ini
memperhatikan saya yang sudah lama berjuang melamar beasiswa.
Selanjutnya saya mengambil kursus di IALF Jakarta untuk 2 minggu belajar
IELTS dengan biaya kurang lebih 10 juta untuk 2 minggu include tiket PP
Palu JKT, biaya kosan, Biaya Test IELTS dan biaya hidup. Walaupun saat
itu saya harus meminjam uang tapi saya ingin tahun 2012 saya
memaksimalkan usaha sehingga saya tidak ingin gagal di tes IELTS. ADS.
Tepatnya di bulan April 2012 saya mengikuti Intensive IELTS Class di
IALF Jakarta disini saya merasakan kekaguman kepada para penerima
beasiswa ADS. Saya pun sempat bertemu dengan teman saya sebagai penerima
beasiswa ADS yang akan berangkat ke Sydney. Sungguh semangat saya
semakin memanas untuk mengejar beasiswa ini. Pengajar saya Mr.Nigel juga
sempat menyampaikan bahwa beasiswa ADS telah dibuka tahun ini dan
sempat memberikan saran-saran agar sukses mengisi aplikasi beasiswa
tersebut.
Guru saya yang lain Ms. Rozz Dunk juga membantu proses saya melamar
beasiswa ADS di tahun 2012. Dia membantu untuk berkomunikasi dengan
pihak kampus di Australia.
Pada saat saya mengikuti bimbingan IELTS di IALF Jakarta, teman
mengajak saya melamar beasiswa master Fulbright yang deadlinenya tinggal
dua hari.
dan melihat formulir yang disodorkan yang tidak terlalu banyak isian
saya pun menyanggupi untuk mengisinya dan di akhir cerita saya baru tahu
kalau teman saya tersebut tidak sempat mengumpulkan aplikasi beasiswa
tersebut.hahaha
Alhamdulillah nilai IELTS saya setelah bimbingan 2
minggu di IALF Jakarta cukup memuaskan untuk pemula 5.5 dan saya
bersyukur bisa melewati angka 5 untuk persyaratan lulus ADS di tahap
JST. Selanjutnya saya mengisi form aplikasi ADS dibantu Saudara saya
yang baru menyelesaikan study master
di New Zealand melalui jalur beasiswa NZAID, dan Mr. Kieran –
counterpart saya pada program Australia Youth Exchange yang membantu
saya dalam memperbaiki isi dari jawaban aplikasi saya.
Saya sangat
terbantu dengan ide-ide dari dia yang mencoba menyederhanakan poin yang
ingin saya sampaikan dan berusaha untuk mengarahkan saya untuk
memberikan jawaban sesuai yang diinginkan oleh pemberi beasiswa dalam
hal ini Pemerintah Australia. Pemeriksaan terakhir dilakukan oleh guru
saya di IALF Jakarta, Roz Dunk. Dia sangat sabar dan teliti dalam
memeriksa essay yang saya kirimkan dan dia harus berkali-kali merevisi
dan mengirimkan kembali perbaikannya.
Dari cara dia memeriksa
benar-benar dia lakukan dengan teliti sehingga saya merasa dibimbing
seorang mentor hebat dan tentunya saya melihat perubahan yang jauh lebih
bagus antara essay awal saya sebelum diperiksa tiga orang ini.
Alhamdulillah selesai juga aplikasi beasiswa saya dan saya
mengirimkannya pada awal bulan Juni 2012 berhubung saya akan berangkat
ke New Delhi untuk mengikuti short course.
Perjuangan untuk beasiswa ADS sebagai beasiswa yang ke delapan kali
saya lamar telah saya lakukan maksimal (versi saya).
Saya berjanji, jika
kali ini saya gagal mungkin saya akan tetap melamar beasiswa namun tak
seberharap saat ini. Kabar dari beasiswa Fulbright saya terima saat saya
di India bulan Juli yakni saya masuk tahap wawancara namun saya memilih
untuk melanjutkan short course di India berhubung waktu wawancara
Fulbright bertepatan dengan course di India. Selanjutnya notifikasi dari
beasiswa New Zealand diakhir Agustus menyatakan saya belum masuk
shortlisted. Kecewa, sangat kecewa karena saya sudah sempat mengantongi
Letter of Acceptance kampus di New Zealand ditambah lagi nilai TOEFL
saya sudah melebihi 550 sebagaimana yang dipersyaratkan beasiswa
tersebut tapi saya tetap optimis bahwa ADS akan memberikan kabar baik.
Sepulang dari New Delhi, saya mencoba mendaftar short course bahasa
Mandarin ke China selama setahun dan prosesnya tidak terlalu sulit
mungkin karena ini short course dan saya hanya memasukkan berkas-berkas
yang sudah saya punya selama ini . Alhamdulillah tepatnya di bulan
September saya dinyatakan lulus. Ini saya lakukan untuk mengantisipasi
jika tidak ada beasiswa master yang lulus.
Dalam hal ini saya belajar bahwa SEMAKIN SERING KITA MELAMAR
BEASISWA, ESSAY KITA MAKIN TAJAM SEHINGGA TERJADI PERBAIKAN ATAS ESSAY
SEBELUMNYA SEHINGGA MEMUNGKINKAN UNTUK LULUS. Tahun 2012 adalah tahun
bergerak dan bertindak bagi saya. Saya tidak ingin terlalu banyak
berfikir dan menduga-duga INI MUNGKIN KARENA TERLALU SERING GAGAL.
Bergeraklah niscaya engkau akan termotivasi adalah kata-kata yang selalu
saya tekankan. bergeraklah hingga kegagalan lelah menyapamu.
Bergeraklah, Bergeraklah jangan kebanyakan berfikir.
Pada bulan September saya juga mendapatkan informasi dari teman saya
untuk melamar beasiswa Community College Initiative Program (CCIP)
beasiswa non gelar dari Pemerintah US dan sayapun mengisi formulirnya
dan menyiapkan persyaratan yang diinginkan. tepat pada 12 November 2012
saya mendapatkan notifikasi bahwa saya masuk shortlisted untuk wawancara
diakhir bulan November 2012. Perasaan saya campur aduk saat itu saya
sangat gembira dan intinya mimpi akan ke luar negeri kian dekat. Namun
saya teringat kawan saya yang justru sangat berharap pada beasiswa ini
belum masuk shortlisted saya pun membatasi kegembiraan saya. Saya pun
sesekali teringat beasiswa ADS namun saya tidak mencari informasi soal
informasi peserta shortlisted ADS karena saya terlalu fokus untuk
persiapan wawancara CCIP dan saya tidak ingin melewatkan kesempatan ini.
Setelah pulang dari Jakarta menyelesaikan wawancara CCIP, saya menelpon
kantor ADS Jakarta dan menanyakan pengumuman peserta shortlisted
ternyata pengumumannya sudah lama dan dia menanyakan nama saya dan
officer ADS menyatakan bahwa saya masuk shortlisted. Alhamdulillah saya
kegirangan kayak anak kecil dan kembali menanyakan ke officer tersebut
betul nama saya masuk shortlisted, betul nama saya masuk shortlisted dan
mohon menunggu suratnya. Saya loncat-loncat dan memeluk teman sekantor
saya tanpa alasan jelas karena saya tidak menyampaikan kenapa saya
gembira setelah menelpon… hehehehe Saya pun segera menyampaikan kabar
gembira ke keluarga dan memohon doanya agar dilancarkan proses
wawancara.
Saya kembali mengingatkan diri bahwa ini masih panggilan wawancara
belum final. Kembali saya menyiapkan segala sesuatunya mulai dengan
menelusuri blog-blog yang berbicara soal wawancara ADS dan mengumpulkan
prediksi pertanyaan dan kembali saya menyusun jawaban dari pertanyaan
tersebut. Jawaban tersebut saya ketik dan saya minta perbaikan dari
counterpart saya Kieran Pascoe. Dengan senang hati dia memberikan
bantuan dan memperbaiki prediksi pertanyaan interview dan jawabannya.
Wow. serasa semuanya berjalan lancar proses ADS kali ini serasa semesta
mendukung. ditambah lagi seorang ipar teman kantor saya adalah seorang
warga negara Australia yang lagi berlibur di Palu datang ke rumah saya
untuk meminta bantuan saya untuk menterjemahkan bahan dari Bahasa Indonesia
ke Bahasa Inggris dengan senang hati saya bantu dan saya meminta
bantuannya untuk memperbaiki jawaban prediksi wawancara ADS. PELAJARAN
YANG SAYA DAPATKAN KETIKA JALAN ITU KIAN TERBUKA MAKASEGALA MACAM JALAN
ALLAH DATANG BERUPA BANTUAN DARI ORANG-ORANG YANG KITA TIDAK DUGA.
ADA-ADA SAJA.
Hari-hari berlalu, saya disibukkan dengan persiapan wawancara ADS dan
test IELTS JST. Saya sangat menyiapkan wawancara ini karena dari
blog-blog yang saya baca banyak peserta yang gagal karena wawancara yang
kurang memikat panelis. Tak disangka-sangka tanggal 23 Desember 2012
saya mendapatkan notifikasi dari pihak AMINEF kalau saya lulus ke tahap
selanjutnya beasiswa US dan saya harus segera melakukan medical check
up.
Saya berbahagia, sangat berbahagia karena sudah ada kepastian dari
US. Selanjutnya saya sudah mulai kebingungan apa melanjutkan beasiswa US
ini sementara tujuan utama saya beasiswa ADS masih dalam proses.
Sementara kalau melepaskan beasiswa US dan memilih konsentrasi di proses
JST ADS tidak ada jaminan saya akan lulus ADS. Saya pun memutuskan
untuk bergerak ketika ada yang bertanya soal dua beasiswa ini saya jawab
biar Allah yang memutuskan karena saya SUNGGUH bingung.
Yap menghadapi
apa yang ada di depan mata saja dan biarkan di akhir nanti biar Allah
yang menuntun memberi keputusan terbaik. Waktu saya pun habis dengan
medical check up dimana persyaratan beasiswa US saya harus akui sangat
ribet. Sangat sulit mendapatkan pemeriksaan menyeluruh di satu Rumah
Sakit di daerah saya. Saya pun harus melakukan pemeriksaan di Rumah
Sakit, Vaksinasi di dokter klinik dan berburu mantoux test yang ternyata
tidak ada di Palu sehingga saya harus ke Makassar.
Saya sempat bingung
tujuan utama saya adalah ADS dan saya sudah berada di tahap wawancara
lalu mengapa saya masih disibukkan dengan persyaratan beasiswa ke US.
Beberapa hari sebelum berangkat ke Makassar untuk wawancara ADS saya
sempat sakit karena kelelahan atau karena pengaruh berbagai macam vaksin
yang masuk ke dalam tubuh saya. Badan saya panas dan sakit bak habis
digebukin. Saya pun menghabiskan malam tahun baru diatas ranjang
ditemani suara terompet tahun baru disana sini, rasanya merana sakit dan
menjauh dari hiruk pikuk tahun baru.
Deadline untuk mengumpulkan berkas
medical check up dan dokumen lainnya untuk beasiswa ke US makin dekat
sampai hari H saya berhasil menyelesaikannya dengan bantuan teman saya
Putri Gagaramusu hingga akhirnya saya berangkat ke Makassar menghadiri
wawancara ADS dengan rasa capek yang luar biasa. Sayapun merasa bahwa
saya akan kehilangan kesempatan di beasiswa ADS karena pikiran saya
sudah bercabang.
Dan wawancara ADS berhasil saya selesaikan dan lumayan berhasil
menurut saya karena pengalaman wawancara dari TIM AMINEF US menjadi
bekal sekaligus pemanasan sebagai wawancara beasiswa pertama saya.
Selanjutnya IELTS test untuk JST ADS saya di hari berikutnya jauh dari
yang diharapkan sepertinya nilai saya tidak akan sampai 5 pikir saya
waktu itu karena saya ketinggalan pada sesi listening dan writing saya
sangat hancur. yah sudahlah kata saya toh saya sudah mendapatkan
beasiswa ke US jadi kenapa terlau pusing. #menghibur diri… hehehe Wits
saya lupa kalau setelah mendapatkan beasiswa ke US saya membatalkan
beasiswa short course bahasa Mandarin dari Pemerintah China. Hari-hari
saya bergelut dengan penantian pengumuman beasiswa ADS yang menurut
informasi akan diumumkan bulan Februari 2013.
Tepat tanggal 4 Februari
2013 salah satu teman saya mengabarkan kalau dia telah mendapat SMS dan
email dari pihak ADS bahwa dia dinyatakan lulus. Saat itu saya sedang
berada di studio foto untuk mencuci foto pesanan orang di rumah. Saya
merasa lemas, apakah saya lulus juga dan saya mengucapkan selamat
kepadanya semoga saya juga mendapat kabar baik. Saya segera menuju
warnet depan kantor saya berhubung internet di kantor sedang bermasalah.
Langsung saya cek email di gmail dan saya melihat ada email masuk dari
ADS dan sepertinya saya LULUS. Perlahan-lahan mata saya sudah basah
menangis menantikan loading email dibuka.
Saya tak sabar membuka email
tersebut dan rasanya ini adalah email yang paling lama saya buka karena
penuh tanda tanya. Berikut isi emailnya Dear Australian Development
Scholarship (ADS) applicant Congratulations, the Australian Agency for
International Development (AusAID) has recently approved your ADS
application. The location of PDT is provided on the Australia Awards
website www.australiaawardsindo.or.id An official letter will be sent
by courier to your home address, over the next week. Once again
congratulations – I look forward to meeting you during Pre-Departure
Training. Best wishes MICHAEL BRACHER Manager Australia Awards
Scholarships – Indonesia Inilah jawaban dariNya atas percobaan ke
delapan saya. Alhamdulillah, hari ini tepatnya 14 Januari 2014 saya
menginjakkan kaki di Adelaide, South Australia untuk menempuh pendidikan
master saya pada jurusan Psychology and Education pada Flinders
University. Inilah langkah kecil saya melalui coretan ini semoga bisa
menjadi gambaran perjuangan sebuah mimpi.
Salam, Khairullah (Herul) Hisyam Abdul Razak Master of Education and
Psychology Sturt Road, Bedford Park | South Australia | 5042 GPO Box
2100 | Adelaide SA 5001 Email: raza0017@flinders.edu.au Mobile:
+61450-19141
--------------------------------------------------------------------------------
Sumber: http://motivasibeasiswa.org/2014/01/23/khairullah-razak-sebuah-jawaban-atas-percobaan-ke-delapan-kali-australia-awards-scholars/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar