Sobat Hot Motivasi, Islam sangat meninggikan
kaum perempuan dan amat mengerti kebutuhan-kebutuhan perempuan sesuai
dengan kondisi fisik maupun psikisnya. Masih belum yakin?
Salah satu yang
membuktikan hal ini adalah adanya larangan shalat untuk perempuan yang
sedang berhalangan (haid), namun justru larangan ini tidak berlaku bagi
perempuan yang sedang mengandung (hamil).
Secara logika,
bukankah lebih lemah perempuan yang sedang mengandung daripada perempuan
yang sedang datang bulan? Mengapa perintah shalat tetap dibebankan ke
perempuan hamil, tapi tidak untuk perempuan yang sedang haid?
Banyak kalangan di
luar Islam yang menganggap larangan shalat saat perempuan sedang datang
bulan adalah karena perempuan tersebut dianggap najis dan tidak boleh
beribadah menghadap Tuhan. Padahal tidak demikian adanya.
Sejumlah studi medis
modern membuktikan bahwa gerak badan dan olah raga seperti shalat
banyak memberikan manfaat bagi ibu hamil. Namun justru gerak seperti ini
berbahaya bagi perempuan yang sedang haid. Mengapa bisa begitu?
Pada saat perempuan
melaksanakan shalat, dalam gerakan sujud dan ruku’ secara alamiah akan
meningkatkan peredaran darah ke rahim. Karena kebutuhan sel-sel rahim
dan indung telur seperti sel-sel limpa yang menyedot banyak darah.
Begitu juga saat
seorang ibu hamil, rahim membutuhkan darah melimpah agar janin
mendapatkan gizi dan untuk membersihkan polusi. Jika seorang ibu hamil
menjalankan shalat, aktifitasnya ini akan membantunya mengantarkan darah
yang melimpah ke janin.
Sementara perempuan
yang sedang haid, jika menunaikan shalat, akan menyebabkan banyak darah
mengalir ke rahimnya. Akibatnya, ia akan kehilangan darah bersih karena
keluar bersama darah haid.
Di masa haid,
diperkirakan perempuan kehilangan darahnya sebanyak 34 mililiter. Kadar
yang sama pada cairan lainnya. Jika ia menunaikan shalat, zat imunitas
(kekebalan) di tubuhnya akan hancur. Sebab sel darah putih berperan
sebagai imun akan hilang terbawa bersama darah haid.
Mengalirnya darah
secara umum akan meningkatkan kemungkinan menularnya penyakit. Namun
Allah menjaga perempuan haid dari penularan penyakit dengan
mengkonsentrasikan sel darah putih di rahim selama masa haid agar
menjaga tubuh dan melawan berbagai penyakit.
Jika seorang
perempuan melakukan shalat saat haid, maka ia akan kehilangan darah
dalam jumlah signifikan. Ini berarti akan kehilangan sel darah putih.
Jika ini terjadi maka organ tubuhnya seperti limpa dan otak berpeluang
terserang penyakit. Disamping itu, jika perempuan haid shalat maka akan
menyebabkan kekurangan zat logam dari tubuh.
Begitu juga dengan
larangan shaum pada saat haid. Para medis menganjurkan agar ketika dalam
keadaan haid, perempuan banyak beristirahat dan mengkonsumsi makanan
yang bergizi. Ini sejalan dengan larangan untuk shaum, agar darah dan
logam seperti magnesium dan zat besi dalam tubuh yang berharga tidak
terbuang percuma.
Dari Abu Said Al-Hudri, Rasulullah SAW bersabda: ”…Bukankah jika (seorang wanita) haid ia tidak shalat dan tidak puasa?” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dari Aisyah, Rasulullah SAW bersabda,”Kami diperintahkan untuk mengqadla puasa dan tidak mengqadla shalat.”
Betapa banyak
tanda-tanda yang Allah SWT berikan kepada umat manusia supaya berpikir.
Allah SWT yang begitu penyayangnya terhadap manusia, sehingga segala hal
yang Ia perintahkan dan Ia larang pasti ada hikmah di balik semuanya.
Maka apalagi yang kita tunggu dan pertimbangkan untuk segera menaati segala aturan yang telah ditentukan oleh-Nya. Wallahu a’lam.
ditulis ulang dengan perubahan dari sumber: http://rumahkeluarga-indonesia.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar